Ebatan seselaman merupakan sajian lauk pauk yang dibuat dari daging cincang, dimana dagingnya tidak menggunakan daging babi. Sebagai pengganti daging babi menggunakan daging ayam, bebek, ataupun kambing. Bentuk sajian makananya juga tidak hanya lawar tetapi juga sate.
Seselaman berasal dari kata Selam dan mendapatkan akhiran an. Yang artinya kira-kira seperti yang dibuat, digunakan, dimakan oleh umat Islam. Ebatan seselaman itu untuk tamu selam atau yang dijamu makan berbeda keyakinan, juga untuk Semeton Bali yang tidak makan daging babi alias tan keni.
Ebatan seselaman biasa disajikan pada jamuan makan atau magibung saat ada hajatan. Ebatan seselaman ini diperkirakan ada setelah Islam masuk Bali, khususnya di wilayah Karangasem yang tetap lestari hingga kini. Ebatan seselaman tidak hanya untuk disajikan bagi tamu yang berbeda keyakinan tetapi juga tidak jarang dalam pembuatannya juga melibatkan umat yang berbeda keyakinan tersebut.
Ebatan seselaman sangat erat kaitannya dengan upaya masyarakat Bali untuk membangun toleransi dengan umat beragama lain melalui sajian makanan. Apalagi maksud penyediaan ebatan seselaman memang untuk dihidangkan untuk tamu atau saudara yang berbeda keyakinan. Namun dalam perkembangannya kini ebatan seselaman telah berkembang menjadi sebuah bisnis kuliner.
sumbe r: https://www.beritabali.com/read/2018/06/24/201806240010/Ebatan-Seselaman-Sebagai-Bentuk-Sajian-Kuliner-Bermakna-Toleransi-di-Bali.html
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang