Dhingkel adalah alat dapur yang digunakan untuk membakar kayu untuk mamasak. Dhingkel ini biasanya terbuat dari batu bata merah yang disusun berbentuk U dan memiliki satu lubang atas. Selain batu bata, bisa juga dhingkel terbuat dari susunan batu atau benda lain yang dianggap keras, kuat, dan tahan lama sebagai dasar untuk memasak. Fungsi dhingkel sama dengan kompor atau kompor gas.
Dhingkel termasuk alat dapur yang hingga kini masih dipakai oleh warga masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Sebagian masyarakat kota masih menggunakan alat dhingkel sebagai ganti kompor, khususnya untuk memasak dalam skala besar, seperti saat punya hajatan dan sejenisnya. Digunakan dhingkel bisa karena dianggap lebih irit atau kebetulan masih memiliki stok kayu. Memang alat dapur dhingkel khusus untuk memasak dengan bahan dasar kayu dan sejenisnya.
Dhingkel bisa disebut dhingkel terbuka dan dhingkel berlubang. Dikatakan dhingkel terbuka apabila bagian depan, tempat memasukkan kayu, tidak diberi batu bata merah. Namun jika diberi batu bata merah di bagian atas, disebut dhingkel berlubang. Pada dhingkel terbuka, kayu bisa leluasa dimasukkan ke lubang dhingkel. Hanya saja, kadang kwali atau panci bisa goyang, karena keseimbangan kurang. Pada dhingkel berlubang, tempat memasukkan kayu terbatas, sehingga kayu tidak mudah leluasa masuk. Hanya saja, pada dhingkel berlubang posisi kwali atau panci lebih kuat karena ditahan oleh empat sisi.
Munculnya alat memasak seperti dhingkel ini, didasari di daerah pedesaan masih banyak kayu bakar dan sejenisnya yang digunakan untuk memasak. Kayu-kayu itu bisa dicari sendiri tanpa harus membeli. Kayu-kayu itu biasa dipakai untuk memasak kebutuhan sehari-hari. Tetapi kadang-kadang kayu juga harus dibeli, tetapi harganya masih jauh lebih murah jika harus menggunakan minyak tanah atau gas. Selain itu dhingkel muncul waktu lampau, karena saat itu belum umum menggunakan kompor, kompor gas, atau bahkan kompor listrik.
Ketika memasuki zaman global, ternyata sebagian masyarakat Jawa, mayoritas tinggal di pedesaan hingga saat ini masih mengandalkan dhingkel. Selain praktis juga karena pertimbangan ekonomis, dan bisa dibuat sendiri dengan mudah.
Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/dhingkel/
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja