Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Tuban
Derma Mbah Bibit Pada Sri Panganti
- 12 Juli 2018
Pada wilayah administrasi Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban terdapat salah satu desa yang ditumbuhi pohon tua besar, lalu di bawahnya mengalir sumber air alami. Orang-orang sekitar kemudian menjadi tergantung akan air yang melimpah tidak kenal musim tersebut.
Pada waktu lampau yang tidak diketahui tahunnya, berkembang cerita tumbuh di tengah masyarakat. Cerita bertitik tumpu pada derma atau kebaikan Mbah Bibit pada Sri Panganti yang dikisahkan turun-temurun yang kelak disebut Maibit.
Sementara cerita terus berkembang, bahkan beberapa versi. Cerita yang bertahan, yang disampaikan dari mulut ke mulut atau folklor yang kerap dikenal masyarakat yakni kebaikan atau derma yang dari Mbah Bibit kepada perempuan bernama Sri Panganti.
"Mbah Bibit adalah salah satu tokoh yang mempunyai kesaktian dan melindungi Sri Panganti dari kejaran orang-orang yang berniat mempersuntingnya," terang juru kunci Sendang, Supardi (61).
Sri Panganti diceritakan sebagai salah seorang perempuan masa lampau yang melarikan diri dari Kediri. Dalam usaha melarikan diri tersebut, Sri Panganti terpaksa bersembunyi di rumah Mbah Bibit, yang kemudian hari akrab di lidah masyarakat dengan Maibit. Ia yang kala itu gambaran sempurna perempuan jelita, tak pelak banyak pemuda setempat mengincar Sri Panganti untuk dijadikan istri. Karena tinggal di rumah Mbah Bibit, ketika beberapa orang mencari sosok Sri Panganti, mereka bilang: Maibit, yang berarti Omah Mbah Bibit (rumah Mbah Bibit).
Lantas salah seorang pemuda merebut perhatian dan cintanya. Tidak lama, ia kemudian dipersunting pemuda bernama Minak Anggrang, namun harus berpisah dengan kekasih hati lantaran cemburu buta.
Setelah itu, ia mendapat julukan Lanjar sebab semasa dia menikah belum pernah melakukan hubungan suami istri. Sang suami menuduhnya telah berselingkuh dengan pemuda lain, Joko Grenteng, yang tidak lain adalah adik Sri Panganti sendiri.
Untuk memperoleh kebenaran, Joko Grenteng dan Sri Panganti setuju untuk melakukan bunuh diri dengan mengubur diri hidup-hidup. Hal itu sesuai permintaan Minak Anggrang. Jika posisi kepala mayat mereka berdua berbeda dengan posisi saat mereka di kubur, artinya memang bersaudara dan tidak bersalah.
Beberapa hari setelah kematian mereka berdua. Minak Anggrang menemukan fakta ternyata posisi kepala mereka berdua berbeda dengan posisi mereka pada saat di kubur. Ibarat nasi sudah menjadi bubur. Minak Anggrang menyesal hingga ajal menjemput.
Dari kisah masa silam tersebut, masyarakat meyakini untuk senantiasa menghormati kemurnian aliran air yang mashur ini disebut Sendang Lanjar Maibit. Masyarakat setempat merawat sendang. Parit yang menuju kolam besar tidak jauh dari sumber telah dicor. Terdapat pintu air di ujungnya. Mereka memanfaatkan air untuk irigasi hingga kebutuhan air bersih menuju rumah-rumah penduduk.
Menurut Supardi (61), sendang mulai tersentuh pembangunan baru pada tahun 1983. Saat itu dibangulah tanggul yang memiliki dua pintu, yang dimanfaatkan sebagai pengendali pemerataan irigasi.
"Sejauh ini lokasi sendang dikenal sebagai bumi perkemahan sendang maibit," kata Pardi, sapaan akrab Supardi.
Beberapa wahana mulai dibangun. Seperti arena Flying Fox. Bangunan tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Tuban senilai Rp150 juta, lengkap dengan peralatannya.
Saat akhir pekan, pengunjung berdatangan. Entah mereka sekadar menghabiskan hari menikmati pemandangan, memancing atau untuk menggelar kegiatan. [dwi/rom]
 
Nama Informan: Supardi 61 Tahun
Pekerjaan informan: Juru kunci Sendang Lanjar Maibit
Alamat informan: Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.
 
Sumber: https://kumparan.com/bloktuban/cerita-rakyat-tuban-derma-mbah-bibit-pada-sri-panganti

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline