Permainan Tradisional
Permainan Tradisional
Permainan Tradisional yang Hampir Punah Sulawesi Selatan Makassar
Dende Unyil

"Dende Unyil" adalah salah satu permainan tradisional anak-anak Makassar yang lahir pada tahun 90-an hingga tahun 2000. Permainan ini dulunya sering dimainkan oleh anak-anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Namun, ketika telah beranjak ke jenjang SMP, anak-anak mulai dimanjakan dengan permainan-permainan elektronik serta gadget-gadget yang mulai beredar di masyarakat. Alhasil, sekitar tahun 2010 hingga saat ini, permainan ini sudah tidak pernah terlihat lagi.

 

Cara Bermain

Cara permainan ini terbilang cukup mudah dan sangat seru pada masanya. Selain itu, permainan ini bisa dimainkan dengan jumlah pemain yang tidak menentu (tidak ada patokan dalam jumlah pemain). Berikut adalah rincian cara bermain permainan "Dende Unyil."

  1. Pertama-tama, kumpulkan teman-teman kalian sebanyak mungkin. Meskipun jumlah pemain tidak ditentukan, permainan ini akan jauh lebih seru jika dimainkan oleh banyak pemain.
  2. Setelah mendapatkan pemain, carilah tempat yang cocok untuk bermain. Tempat yang paling cocok ialah tempat yanng luas dan terbuka seperti taman bermain, lapangan, halaman rumah, hingga padang rumput. Usahakan jangan mencari tempat yang penuh risiko yang dapat membahayakan diri dan pemain lainnya seperti, taman yang memiliki banyak batu besar, tempat yang berada di ketinggian, jalan raya, serta tempat yang dipenuhi pecahan-pecahan kaca dan barang rongsokan lainnya.
  3. Setelah semuanya telah siap, waktunya untuk memilih 1 atau 2 orang pemain yang akan dijadikan "Unyil" ini. Jumlah "Unyil" ini bisa dikondisikan dengan jumlah pemain yang ada. Semakin banyak pemain, maka jumlah si "Unyil" juga boleh diperbanyak.
  4. Pemain yang terpilih menjadi "Unyil" akan pergi ke posisi yang sedikit lebih jauh daripada tempat pemain lainnya, sekitar 2 meter jauhnya.
  5. Pemain lainnya akan berdiri berjauhan dan bersiap untuk mengelabui si "Unyil" ini.
  6. Si "Unyil" akan melakukan pergangan sebentar, lalu mulai mengangkat salah satu kakinya, sehingga Ia berpijak hanya dengan menggunakan 1 kaki saja.
  7. Setelah aba-aba diberikan, si "Unyil" akan mulai meloncat dari posisi awalnya dengan menggunakan 1 kaki, lalu mencari pemain lainnya untuk disentuh bahunya. Disini, para pemain lainnya harus tanggkas dan pintar mengelabui si "Unyil" agar bahu mereka tidak tersentuh.
  8. Pemain yang disentuh bahunya, akan keluar dari permainan dan dianggap kalah, sedangkan si "Unyil" akan kalah jika Ia terjatuh secara sengaja maupun tidak sengaja atau pun menurunkan salah satu kakinya untuk menyentuh tanah.

Hal ini yang membuat permainan berlangsung sangat ricuh. Ditambah lagi, si "Unyil" harus dengan cepat menyentuh bahu pemain lainnya sebelum Ia tak kuasa lagi menahan satu kakinya dalam posisi terangkat. Selain itu, pemain lainnya juga dapat menambah emosi "Unyil" yang sudahletih berlari sambil mengangkat salah satu kaki, dengan mengejek-ejek si "Unyil" ini.

 

Begitulah sedikit paparan mengenai permainan "Dende Unyil," salah satu permainan seru yang punah dimakan oleh keseruan gadget dan benda-benda elektronik. Padahal, gadget berdampak buruk bagi anak-anak usia dini. Mereka jadi sulit bersosialisai, sering bermalas-malasan, hingga sering membangkang orang tua. Apa salahnya jika kita menghidupkan kembali permainan ini? Lagi pula, anak-anak yang memainkannya bisa mendapatkan manfaat yang banyak seperti, ketahanan tubuh meningkat, rajin bersosialisai dan terhindar dari pengaruh buruk dunia maya, serta menumbuhkan rasa solidaritas antar masyarakat. Semoga dengan adanya artikel ini, permainan "Dende Unyil" tak hanya hidup dalam memori anak-anak tahun 90-an, tetapi juga dapat dimainkan oleh anak cucu kita.

 

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline