Makanan tradisional khas batak “ Dekke Na Ni Arsik” berasal dari kata Na Ni arsik yang artinya ikan yang dikeringkan. Penamaan makanan batak sebagian besar diberikan dari proses cara memasaknya. Dekke Na Ni Arsik berarti dimarsikan atau di keringkan, dimana ikan dimasak terus menerus dengan bumbu khas batak andaliman dan asam cikala sampai betul betul kering. Dan biasanya ikan yang digunakan ialah ikan mas.
Dekke Na Ni Arsik merupakan masakan khas dari batak toba yang dalam masyarakat batak tidak hanya makanan biasa tetapi memiliki filosopi tersendiri dan disajikan dalam upacara adat tertentu.Dulunya bukan ikan mas yang diarsik yang digunakan dalam upacara adat melainkan ikan “IHAN” yakni jenis ikan yang banyak di Danau Toba yang disebut masyarakat batak sebagai “Dekke Si Tiho”(Ikan Suci). Tetapi karena makin langka dan sulit dibudidayakan, maka untuk lebih ekonomis diganti dengan ikan mas, karenanya warnanya seperti emas yang dianggap melambangkan kemakmuran. Memasak arsik biasanya dimasak utuh tanpa disisiki, ini melambangkan gambaran utuh dalam kehidupan manusia. Selain itu dalam acara adat posisinya harus dalam keadaan berenang dan kepalanya menghadap si penerima.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang