Ritual
Ritual
Adat Sumatera Utara Suku Mandailing
Dalihan Natolu
- 5 Agustus 2018

Dalam hukum adat Mandailing dikenal sistem kekerabatan yang disebut dengan Dalihan Na Tolu. Sistem ini secara etimologis berarti ‘tungku yang tiga’, tungku yang disebut Dalihan Na Tolu ini digunakan sebagai analogi kekerabatan dalam hukum adat Mandailing. Tungku tersebut memerlukan tiga kaki yang berukuran sama dan terbuat dari batu sehingga periuk yang digunakan tidak akan jatuh. Dalam hal ini, tungku tersebut menggambarkan bahwa masyarakat Mandailing mempunyai kedudukan yang sama dalam kekeluargaan. Tungku yang digunakan adalah tungku kaki tiga karena jika salah satu kaki tidak berfungsi maka tungku tidak akan dapat berdiri, berbeda dengan tungku kaki empat ataupun lima yang mana apabila satu kaki tidak berfungsi maka tungku masih dapat berdiri karena masih ada tiga atau empat kaki tungku lainnya. Tungku ini juga dapat difilosofikan sebagai konsep gotong royong yang mana ketiga komponen (kaki tungku) harus ikut berperan agar tungku bisa berdiri dengan kuat. Sehingga, Dalihan Na Tolu ini merupakan lambang kekuatan peradatan yang ada dan menjadi sumber berbagai peraturan adat yang ada.

Dalihan Na Tolu merupakan kerangka yang meliputi hubungan-hubungan kerabat darah dan perkawinan yang mempertalikan antar kelompok (dalam hal ini adalah marga). Adapun yang dimaksud dengan ketiga tungku itu adalah:

  1. Somba Marhula-hula  (hormat kepada pihak hula-hula)

Somba sebenarnya berasal dari kata sembah, namun dalam hal ini somba lebih tepat diartikan sebagai “hormat”. Sedangkan hula-hula/mora adalah pihak keluarga dari istri. Dalam hal pernikahan, hula-hula menempati posisi yang paling dihormati sehingga dalam ikatan pernikahan seluruh pihak harus menghormati hula-hula (somba marhula-hula). Hula-hula dipercayai sebagai sumber berkat dan disebut sebagai sumber hagabeon/keturunan karena keturunan diperoleh dari seorang istri yang berasal dari hula-hula, tanpa hula-hula, tidak akan ada keturunan.

Dalam kesehariannya, hula-hula berperan sebagai pemberi pasu-pasu atau restu serta pemberi nasehat yang paling tinggi. Itu sebabnya dalam tari manortor, hula-hula akan memposisikan tangannya dengan telapak menghadap ke bawah dan sedikit lebih tinggi dari baru atau sejajar dengan kepala. Hal ini melambangkan pemberian restu atau berkat.

  1. Manat mardongan tubu/sabutuha (hati-hati kepada pihak semarga)

Manat berarti hati-hati, sedangkan dongan tubu/hahanggi disebut juga dengan dongan sabutuha adalah saudara laki-laki satu marga. Sehingga, ini merupakan sikap berhati-hati dengan pihak satu marga agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pelaksanaan acara adat. Keluarga semarga diibaratkan sebagai kayu yang begitu dekat sehingga gesekan (konflik) mungkin terjadi, namun hal ini tidak seharusnya membuat hubungan semarga menjadi tidak harmonis.

  1. Elek Marboru (membujuk/melindungi pihak Boru)

Elek berarti bujuk dan boru/anak boru adalah pihak keluarga yang mengambil istri dari suatu marga (marga lain) atau bisa juga disebut dengan keluarga pihak laki-laki. Boru menempati posisi paling rendah sebagai ‘parhobas’ atau pelayan, baik dalam pergaulan sehari-hari dan terutama pada setiap upacara adat, posisi ini adalah kebalikan dari posisi hula-hula. Sementara itu ‘elek marboru’ diartikan sebagai rasa sayang yang tidak disertai maksud tersembunyi dan pamrih.

 

Ketiga hal itulah yang dijaga dalam adat Mandailing dalam pergaulan sehari-harinya, ketiga pihak (hula-hula, boru, dan dongan tubu) wajib dilibatkan dalam hal pernikahan suku Batak. Masing-masing pihak memiliki tugas yang berbeda-beda dan wajib berpartisipasi dalam penyelenggaraan pesta pernikahan suku Batak. Selain itu, sebagai tambahan, adat Batak memiliki aturan bahwa pernikahan satu marga dilarang walaupun sang pemuda dan gadis memiliki hubungan kekeluargaan yang jauh.

 

Adat Dalihan Na Tolu ini masih dijaga oleh orang Suku Batak sampai sekarang walaupun mereka menikah dengan orang yang berasal dari suku lain. Sebuah sistem demi menjaga tali kekeluargaan ini sangat baik sehingga patut dijaga sampai kapanpun.

 

Horas.

#OSKMITB2018

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa