Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sumatera Utara Sumatera Utara
DONGENG KISAH KELANA SAKTI
- 20 Juli 2018
Konon, di daerah Sumatera Utara berdiri sebuah kerajaan besar bernama Kerajaan Purnama. Kerajaan itu dipimpin oleh Raja Indra Sakti yang adil dan bijaksana. Seluruh rakyatnya hidup makmur dan sejahtera.
 
Pada zaman itu, di salah satu desa terpencil yang menjadi wilayah kerajaan Purnama, hiduplah sepasang suami istri dengan seorang putra yang sudah remaja bernama Kelana Sakti. Kelana Sakti adalah anak yang baik hati dan rajin. Setiap hari dia membantu ayah dan ibunya bekerja di sawah dan di kebun. Karena semua anggota keluarga itu rajin bekerja, maka kebutuhan hidup mereka tercukupi. Kehidupan mereka pun sangat tenteram.
 
Suatu hari, tersebar kabar bahwa Raja Indra Sakti sakit keras. Banyak sudah tabib yang didatangkan dari berbagai negeri. Namun, sang Raja masih juga terbaring lemah. Permaisuri dan kerabat raja sudah pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hari terus berjalan. Kesehatan sang Raja semakin memburuk. Sepertinya sang Raja mempunyai firasat yang kurang baik.
“Permaisuriku, sepertinya hidupku tidak akan lama lagi. Tolong panggilkan Panglima Badau,” kata sang Raja dengan suara lemah. Mendengar perintah sang Raja, Permaisuri pun segera memanggil Panglima Badau. Tak lama, Panglima Badau pun sudah berdiri di samping pembaringannya.
Sang Raja kemudian menitipkan kerajaan dan putranya yang masih kanak-kanak kepada Panglima Badau. 
“Panglima Badau! Seru sang Raja. “Hamba Baginda Raja. Ada apa gerangan Baginda memanggil Hamba,” sahut Panglima Badau. “Hidupku mungkin tak akan lama lagi. Tolong pelihara kerajaan ini dengan baik. Aku titipkan putraku kepadamu. Kelak jika sudah besar, nobatkan dia menjadi Raja di Negeri ini”, pesan sang Raja pada Panglima Badau. “Baik, Baginda. Hamba akan laksanakan semua pesan Baginda,” jawab Panglima Badau sambil memberi hormat. Tak lama berselang, sang Raja menghembuskan napasnya yang terakhir.
Kabar kematian sang Raja membuat rakyat Purnama bersedih hati. Seluruh negeri turut berduka. Pada hari pemakaman sang Raja, langit tampak kelabu seperti turut bersedih. Apakah ini sebuah pertanda ? Pertanda negeri ini akan ada bencana besar. Ah, semoga saja tidak terjadi apa-apa di negeri ini.
 
Tidak berapa lama setelah kematian sang Raja, Panglima Badau menobatkan dirinya sebagai raja sampai sang Pangeran dewasa. Sejak menjadi raja, Badau suka berfoya-foya. Setiap hari berpesta pora dan bermabuk-mabukan. Badau lupa pada tugasnya sebagai raja. Kerajaan tak terurus dan kacau balau. Kesejahteraan rakyat pun tidak diperhatikan.
 
Karena setiap hari digunakan untuk berpesta, lama-kelamaan harta istana habis. Badau kemudian memerintahkan prajuritnya untuk menarik pajak lebih banyak lagi. Tak jarang, harta rakyat diminta dengan paksa oleh raja yang zalim itu. Jika melawan, mereka akan disiksa dan dipenjarakan.
 
Sejak dipimpin Badau, rakyat sangat menderita. Kejahatan merajalela. Pasar-pasar menjadi sepi. Para pedagang takut dagangannya dirampas prajurit-prajurit raja. Para petani juga takut meninggalkan rumahnya, karena takut hartanya dicuri. Akibatnya, hasil pertanian mereka kurang baik. Melihat keadaan itu, keluarga raja sangat kecewa. Tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Badau yang kejam itu akan memenjarakan siapa saja yang menentangnya. 
 
Suatu sore, Kelana Sakti terlihat duduk-duduk bersama ayah dan ibunya. Tiba-tiba datang beberapa prajurit mendatangi rumahnya. “Serahkan harta kalian!” bentak salah seorang prajurit dengan kasar. Kelana dan ayahnya berusaha mempertahankan harta benda yang mereka miliki. Namun mereka kalah kuat. Kelana dan ayahnya dihajar para prajurit itu. 
“Tolong, jangan sakiti anak dan suamiku. Ambillah harta yang kalian inginkan,” Ibu Kelana mengiba. “Sudah, jangan cerewet. Ayo ikut kami ke istana!” bentak seorang prajurit sambil menyeret ibu dan ayah Kelana. Melihat ibu dan ayahnya diseret, Kelana berteriak-teriak memanggil ibu dan ayahnya, “Ayah…Ibu…, jangan bawa ibu dan ayah saya, tuan!” Teriakan Kelana itu membuat para prajurit kerajaan tambah jengkel. Tiba-tiba, beberapa prajurit mendekati Kelana dan menghajarnya hingga pingsan. Setelah itu, prajurit tersebut pergi meninggalkan Kelana yang masih tergeletak di tanah.
 
Beberapa saat kemudian, Kelana siuman. 
“Saya ada dimana? Bagaimana dengan ayah dan ibu saya? ” tanya Kelana bingung. “Janganlah bersedih, cucuku. Ayah dan ibumu telah dibawa oleh para prajarit ke istana. Tenanglah, kakek akan menolongmu. Tinggallah bersama kakek di sini,” jawab kakek yang tak dikenalnya itu. Kelana kemudian tinggal bersama sang Kakek.
Dia diajari berbagai ilmu beladiri dan ilmu pengobatan. Kelana tumbuh menjadi pemuda yang pemberani dan baik budi. Dia telah menguasai berbagai ilmu yang telah diberikan sang Kakek.

Sementara itu, kekacauan dan kejahatan di Kerajaan Purnama semakin merajalela. Sebagai pemuda yang mencintai kedamaian, Kelana tidak tega melihat penderitaan rakyat. Dia sering duduk termenung memikirkan rakyat. Dia juga selalu teringat ayah dan ibunya yang dibawa prajurit. 
 
“Aku harus melawan raja zalim itu. Aku juga harus membebaskan ayah-ibu dan rakyat Purnama yang tidak berdosa,” gumam Kelana.

Kelana kemudian mengumpulkan para pemuda di Kerajaan Purnama. Mereka dilatih beladiri dan dibekali strategi berperang oleh kakek itu. Setelah melakukan persiapan secukupnya, Kelana dan para pemuda pun menyerang istana. Raja Badau yang kejam itu pun dapat dikalahkan. Keluarga raja dan rakyat Purnama pun menjadi senang, karena mereka tidak diperintah lagi oleh raja yang zalim itu. Atas jasa-jasanya tersebut, Kelana diangkat menjadi raja sampai putra Raja Indra Sakti dewasa. Dia memimpin Kerajaan Purnama dengan adil dan bijaksana. Negeri Purnama kembali menjadi kerajaan yang makmur.

Sumber: http://agathanicole.blogspot.com/2013/11/legenda-sumatra-utara-dongeng-kisah.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline