Bagi masyarakat yang tinggal di kawasan Buahbatu dan sering melewati Pasar Kordon, pasti mengenal Curug Ece atau Air terjun kecil Ece. Berlokasi tepat dibawah Pasar Kordon dan saat ini bersebelahan dengan Masjid Agung, Curug Ece memiliki kondisi yang mengkhawatirkan. Warna air yang hitam dan sampah yang menumpuk menjadi pemandangan para masyarakat Kordon. Namun, apakah kalian tahu asal usul penamaan Curug Ece? sejauh ini saya menemukan 3 versi yang berbeda dari asal usul curug ini, cerita ini saya dapatkan dari website, literasi, dan narasumber terkait. baiklah mari kita telaah bersama..
Pertama, seorang laki-laki yang biasa dipanggil Mang Ece -penduduk asli sekitar pasar kordon, seringkali melintasi daerah/curug ini bersama kerbau miliknya setelah selesai membajak sawah. suatu ketika Mang Ece bersama kerbaunya mandi di curug tersebut, entah mengapa Mang Ece terpeleset jatuh dan terhimpit diantara batu besar hingga meninggal. konon katanya jasad dari Mang Ece tidak pernah ditemukan dan beberapa warga mengaku melihat seorang laki-laki dengan kerbaunya melambaikan tangan dari curug tersebut.
Cerita kedua, terdapat dua orang jawara/jagoan yang akan mengadu kekuatan mereka dengan cara menenggelamkan diri di sungai aliran Curug Ece. Orang pertama berasal dari Sekelimus -daerah dekat Curug Ece, dan jawara asal Buahbatu yang bernama Ece. Siapa yang paling tahan menenggelamkan diri di air, dialah pemenangnya. Jawara Ece-lah yang berhasil memenangkan adu kekuatan ini, hanya sayang sampai saat ini ia tak pernah kembali ke permukaan. tenggelam selamanya di dekat curug tersebut.
Cerita Ketiga, konon katanya Ece adalah seorang pria tua yang pikirannya aga sedikit terganggu, setiap hari pria tua ini bermain di sekitar curug. hingga suatu hari orang orang menemukan jasadnya mengambang di permukaan curug tersebut.
Itulah beberapa kisah/cerita yang dapat saya temukan, jika kalian menemukan versi lain dari asal usul curug ini, kalian bisa menyuntingnya. terimakasih.
sumber :
https://komunitasaleut.com/2015/05/13/kordon-adalah-kita/amp/
http://riyadul-maisah.blogspot.com/2012/11/sastra-nusantaramitos.html
https://twitter.com/achmadsoleh1202/status/681686285619073028
https://komunitasaleut.com/tag/masjid-agung-buah-batu/
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang