Cida, singkatan dari Aci lada, yaitu makanan sejenis jajanan pasar asal Indonesia yang populer di daerah Jawa Barat terutama Bandung. Biasanya cida dijajakan oleh pedagang di SD atau kadang suka berkeliling melewati rumah-rumah warga, di daerahku sendiri kami biasanya membuat makanan ini saat teman-teman sedang bermain ke rumah saat jaman SD, karena cara membuatnya mudah dan biayanya pun terjangkau. Makanan ini merupakan produk yang terbuat dari tepung kanji atau tepung tapioka yang diberi pewarna merah, dibentuk menjadi bulat atau diiris menjadi kotak-kotak kecil, lalu ditumis menggunakan minyak serta daun bawang dan cabai rawit. Kenapa makanan ini diberi nama cida? Karena terbuat dari tepung aci dan rasanya pedas berkat ditumis menggunakan cabai rawit.
Cara membuat cida sangat mudah, karena makanan ini dulu diciptakan oleh rakyat kalangan bawah dengan tujuan memanfaatkan bahan makanan yang ada agar menjadi produk yang cara membuatnya mudah dan dapat dimakan. Langkah-langkah membuat cida yang saya dapatkan dari Ibu Mimin Minarsih, seorang pedagang cida di daerah rumah saya adalah sebagai berikut.
1. Didihkan air didalam panci, beri sedikit minyak.
2. Haluskan bawang putih, lalu campurkan dengan tepung tapioka.
3. Tambahkan bumbu seperti garam dan merica, lalu tuangkan air serta pewarna makanan berwarna merah secukupnya, aduk hingga adonan tersebut kalis.
4. Setelah itu, bentuk adonan sesuai selera. Bisa bulat-bulat seukuran kelereng, atau adonan dipipihkan lalu diiris kotak-kotak kecil. Lalu masukkan satu persatu ke dalam panci berisi air mendidih yang diberi minyak tadi.
5. Setelah adonan yang dimasukkan tadi telah terapung keatas, angkat menggunakan saringan lalu tiriskan.
6. Panaskan wajan dengan minyak secukupnya, iris bawang putih, daun bawang, dan cabai rawit sesuai selera, lalu tumis bumbu-bumbu tersebut hingga harum.
7. Masukkan aci yang telah ditiriskan tadi, lalu beri penyedap secukupnya.
8. Setelah dirasa cukup, matikan kompor, tuangkan cida yang telah ditumis ke piring, lalu cida (aci lada) siap disajikan.
#OSKMITB2018
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang