Cerita Rakyat Sasak Ratu Jin Dewi Anjani | Lombok Cyber4rt | Di Zaman Dahulu kala, ada raja jin wanita bertahta di puncak gunung Rinjani. Ratu jin itu bernama Dewi Anjani dan memiliki peliharaan seekor burung Beberi berparuh perak dan berkuku baja.Waktu itu daratan Pulau lombok masih berupa bukit berhutan lebat dan belum di huni manusia.
Cerita Rakyat Sasak Ratu Jin Dewi Anjani - http://munsypedia.blogspot.com/Pada suatu hari patih Dewi Anjani Patih Songan mengingatkan Dewi Anjani akan pesan kakek nya agar kelak dewi Anjani mengisi Pulau Lombok dengan Manusia.Kemudian Dewi Anjani mengajak patih Songan untuk memeriksa seluruh daratan pulau itu.Karena tanaman di hutan terlalu rapat sang Dewi dan patih tidak dapat berjalan. Kemudian Dewi Anjani berkata kepada Patih Songan, "Paman, karena pulau ini penuh sesak dengan tumbuhan, pulau ini kuberi nama Pulau Sasak."
Begitu cerita kenapa pulau ini bernama Bumi Sasak dan sekarang Lebih di kenal dengan Pulau Lombok.Setelah mengetahui pulau itu penuh dengan hutan dan bukit, Dewi Anjani memerintahkan burung beberi untuk meratakan sebagian daratan, setelah bagian selatan pulau lombok berhasil di ratakan, Dewi Anjani memanggil para jin untuk di ubah wujud nya menjadi Manusia.Ada jin yang setuju dan ada yang menolak untuk di ubah wujudnya menjadi manusia. Dewi Anjani sangat marah terhadap jin-jin yang menolak dan memerintahkan pengikutnya untuk menangkap jin-jin yang menolak.
Setelah keadaan Aman, Dewi Anjani mengubah dua puluh pasangan jin bangsawan menjadi manusia dan seorang di antaranya di tunjuk menjadi pemimpin. Pemimpin itu mempunyai seorang istri yang sedang hamil, setelah tiba waktunya lahir seorang anak laki-laki dan begitu lahir anak itu pandai berbicara, pandai lari dan makan sendiri.Ia langsung minta makan saat itu juga dan ajaib nya tiga bakul besar dan lauk habis di makannya, karena kuat makan di beri julukan Doyan Nada karena kuat makan.Karena ayah Doyan Nada seorang pemimpin suku ia sering di undang kenduri. Doyan Nada selau minta untuk ikut. Akan tetapi sang ayah selalu mendapat malu di kenduri itu karena anaknya makan sangat lahap, sang ayah kecewa dan marah."Carilah Makan Untuk dirimu sendiri, aku tak kuat memberimu makanan lagi," kata ayahnya geram.
Suatu hari,Doyan Nada di ajak menebang pohon di hutan oleh ayahnya dan sengaja menyuruh Doyan Nada untuk berdiri di arah kayu yang akan roboh dan tubuh Doyan Nada pun tertindih batang kayu besar yang roboh itu.
Ketika pulang ke rumah ibu Doyan Nada menanyakan keberadaan Doyan Nada kepada Ayahnya dan sang ayah berdusta" Mana aku tahu ia tersesat di hutan, mungkin sudah ditelan ular besar!" jawab sang suami.
Dewi Anjani melihat kejadian itu dari puncak Anjungan istana di Puncak Gunung Rinjani. Ia memerintahkan burung Beberi untuk memercikkan air Banyu Urip. Air Banyu urip dapat membuat orang Mati hidup kembali.Setelah di perciki Air Banyu urip Doyan Nada pun hidup kembali. Kemudian pohon kayu besar yang menindihnya itu
di bawa pulang.
Sang Ayah kembali takjub kalau anaknya hidup kembali dan mencari akal lain. Keesokan harinya Doyan Nada d ajak mencari ikan di lubuk besar, ketika Doyan Nada sedang mencari ikan, Sang ayah mendorong batu besar ke arah Doyan Nada dan ia pun mati. Ayah Doyan Nada Cepat-cepat pulang, kepada istrinya ia berdusta lagi.
Dewi Anjani kembali melihat kejadian itu dan memerintahkan Beberi untuk membawa air banyu urip,Doyan Nada pun hidup kembali dan membawa batu besar yang menimpa dirinya dan di banting batu itu di depan rumah.Konon dari batu itulah desa itu mengambil nama Selaparang. Sela berarti Batu dan Parang artinya Besar atau Kasar.
Suatu malam Ibu Doyan Nada, "Wahai anakku Sayang, jika engkau tetap tinggal di sini,ayahmu pasti kembali mencelakaimu lagi. Karena itu pergilah mencari penghidupan sendiri. sebagai bekal ibu buatkan tujuh ketupat."
Sumber : http://www.masbagikfestival.site/2013/08/cerita-rakyat-sasak-ratu-jin-dewi-anjani.html
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang