|
|
|
|
Cerita Irimiami dan Isoray Dalam Legenda Batu Keramat Tanggal 28 Dec 2018 oleh Admin Budaya . |
Di daerah Yapen Timur, tepatnya di daerah Wawuti Revui, terdapat sebuah gunung bernama Kamboi Rama. Masyarakat berkumpul dan berpesta di gunung itu. Di gunung itu juga tinggal seorang raja tanah atau dewa yang bernama Iriwonawai. Dewa itu memiliki sebuah tifa atau gendang yang diberi nama Sokirei atau Sowaoroi. Jika gendang itu berbunyi, orang-orang akan berdatangan dan berkumpul karena pada kesempatan itulah mereka dapat melihat gendang itu. Akan tetapi, yang dapat melihat gendang hanya orang-orang tua berkekuatan gaib.
Dewa Iriwonawai mempunyai sebuah dusun yang banyak ditumbuhi tanaman sagu, yaitu dusun Aroempi. Sagu merupakan makanan pokok penduduk daerah Wawuti Revui. Akan tetapi, sagu itu lama-kelamaan berkurang. Dewa marah. Kemudian tanaman sagu tiu dipindah. Penduduk dusun Kamboi Rama ketakutan, mereka pindah ke daerah pantai. Di sana mereka mendirikan daerah baru yang diberi nama Randuayaivi. Setelah itu, di Kamboi Rama hanya tinggal Iriwonawai dan sepasang suami istri bernama Irimiami dan Isoray.
Pada suatu pagi, Isoray (si istri) duduk di atas batu untuk berjemur diri. Beberapa saat kemudian, batu yang di dudukinya itu mengeluarkan gumpalan awan panas sehingga dia tak tahan duduk di batu itu.
Kemudian, Irimiami (si suami) menduduki batu itu. Ternyata apa yang dirasakan Irimiami sama dengan yang dirasakan Isoray. Setelah itu, Irimiami mengambil daging rusa dan diletakkannya diatas batu itu. Tidak lama kemudian, daging rusa itu diangkat dan dimakan. Ternyata, daging rusa itu terasa lebih enak. Sejak itu Irimiami dan Isoray selalu meletakkan makanan di atas batu itu.
Pada suatu hari, Irimiami dan Isoray menggosok buluh bambu di batu itu. Tidak lama kemudian buluh bambu putus dan gosokan buluh bambu mengeluarkan percikan api. Irimiami dan Isoray heran. Kemudian, mereka mulai mengadakan percobaan diatas batu itu.
Keesokan harinya, mereka mengumpulkan rumput dan daun kering. Rumput dan daun kering itu diletakkan di atas batu itu. Tidak lama kemudian, rumput dan daun itu mengeluarkan gumpalan awan seperti pernah mereka lihat. Irimaiami dan Isoray pun menamakan batu itu keremat. Mereka mulai memuja batu itu.
Pada siang hari, ketika matahari memancarkan sinarnya, Irimaiami dan Isoray mencoba meletakkan rumput, daun, dan ranting bambu diatas batu keramat. Mereka menunggu apa yang akan terjadi. Ternyata, keluarlah awan merah yang sangat panas. Mereka ketakutan dan memohon kepada Dewa Iriwonawai agar memadamkan awan merah itu. Permohonan mereka terkabul dan awan merah padam.
Hari berikutnya mereka mengumpulkan rumput, daun, dan kayu lebih banyak. Benda-benda itu mereka letakkan diatas batu keramat. Asap tebal mengepul dipuncak Gunung Kamboi Rama selama enam hari. Gendang pun berbunyi, Masyarakat berkumpul ingin menyaksikan gendang soworoi.
Irimiami dan Isoray sangat ketakutan. Tidak henti-hentinya mereka memohon agar kepulan asap tebal itu menghilang. Dewa Iriwonawai mengabulkan permintaan Irimiami dan Isoray. Setelah awan menipis, penduduk kampung Randuayaivi ingin melihat lebih dekat. Ternyata perbuatan itu tidak dilakukan Dewa Irimonawai, tetapi dilakukan Irimiami dan Isoray.
Irimiami dan Isoray menyambut baik kedatangan penduduk kampung Randuayaivi. Mereka pun menceritakan peristiwa itu dan asal mula ditemukannya batu keramat. Penduduk tercengang mendengar cerita mereka. Apalagi setelah mereka mencicipi makanan yang dipanaskan di atas batu keramat. Oleh karena itu Irimiami dan Isoray ingin supaya diadakan pesta adat.
Keesokan harinya, pesta adat dimulai. Penduduk kampung Randuayaivi berkumpul membawa perbekalan, seperti sagu, keladi, daging, dan makanan lainnya. Mereka berkumpul mengelilingi batu keramat sambil meletakkan rumput diatas batu itu. Tidak lama kemudian, keadaan sekitar Gunung Kamboi Rama menjadi sangat cerah dengan sinar api yang keluar dari batu keramat. Pesta adat berlangsung selama tiga hari, tiga malam.
Dalam pesta itu, Irimiami dan Isoray memperlihatkan peristiwa-peristiwa yang pernah mereka alami. Kemudian, Irimiami dan Isoray memerintahkan masyarakat yang hadir di pesta itu untuk mengelilingi batu keramat sambil menari dan memuja batu keramat itu.
Kesimpulan :
Cerita ini tergolong legenda. Masyarakat Irian Jaya/Papua sampai sekarang mengeramatkan batu api penemuan Irimiami dan Isoray. Mereka juga percaya bahwa Irimiami dan Isoray adalah orang pertama yang menemukan api. Setahun sekali dilakukan upacara pemujaan batu keramat itu.
Sumber : Cerita Rakyat Dari Irian Jaya oleh Muhammad Jaruki dan Mardiyanto
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |