Cangkuang merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Leles, Garut Jawa Barat. Nama Cangkuang diambil dari nama sebuah pohon yang berada di desa tersebut yaitu pohon cangkuang.Cangkuang ini memiliki keunikan tersendiri dimana di desa tersebut ada sebuah danau yang terbentuk secara alami. Danau ini memang tidak terlalu besar tapi mempunyai keindahan alam yang membuat hari terasa tenang.Danau tersebut bernama Situ Cangkuang yang berarti dalam bahasa Indonesia Danau Cangkuang. Selain danau terdapat juga Candi Hindu yang dikenal dengan nama Candi Cangkuang. Candi ini dibangun oleh Ki Dalem Arif Muhamad. Jarak antar danau dengan candi tidaklah berdekatan. Untuk dapat melewati danau kita harus menaiki salah satu transportasi air yang disebut dengan rakit. Rakit ini terbuat dari bambu yang disatukan kemudian diatas bambu diberi tempat duduk dan atap agar tidak panas atau kehujanan. Tidak hanya candi dan danau cangkuang juga memiliki keunikan lain yaitu adanya kampung pulo. Kampung pulo ini memiliki keunikan karena hanya boleh ditempati oleh keturunan dari Ki Dalem Arif Muhamad. Selain itu kampung pulo ini hanya terdiri dari 7 rumah dan satu mushola. Di kampung pulo ini tidak boleh ditempati lebih dari 7 orang. Jika lebih maka akan datang malapetaka. Kemudian di kampung pulo ini juga tidak boleg memelihara hewan berkaki empat hanya boleh memelihara hewan berkaki dua saja. Untuk berkunjung ke situ cangkuang ada juga larangannya yaitu hari rabu dan hari jum'at. Masyarakat pulo percaya jika kita datang di hari itu maka akan terjadi musibah yang menimpa kita. Wisata alam Garut ini sudah terkenal bahkan sering banyak peneliti dan orang asing datang untuk meneliti sekaligus menikmati panorama cangkuang.
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang