Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Candi Jawa Timur Desa Pamotan, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo
Candi Pamotan

Tak seperti candi-candi di daerah Sidoarjo yang lain, Candi Pamotan tidak terlalu dikenal oleh masyarakat baik yang berada di luar daerah Sidoarjo maupun penduduk lokal sendiri. Mengapa demikian? Candi Pamotan hanya berupa tumpukan batu bata yang bentuknya menyerupai candi. Penelitian yang dilakukan terhadap Candi Pamotan sangat sedikit dan pemerintah setempat tidak banyak menaruh perhatian terhadap candi ini. Bentuk dari candi sendiri tidak semenarik candi-candi lainnya yang berada di daerah Kabupaten Sidoarjo. Namun, hal ini memberikan keunikan tersendiri terhadap Candi Pamotan.

Candi Pamotan ada 2, sederhananya disebut Candi Pamotan I dan II. Asal nama candi tentu dari nama daerah di mana candi ini terletak, yaitu Desa Pamotan. Candi Pamotan I berukuran sedikit lebih besar daripada Candi Pamotan II dan keduanya hampir berbentuk bujursangkar. Candi Pamotan I berukuran 4,84 x 4,78 meter, sedangkan Candi Pamotan II berukuran 4,75 x 4,3 meter. Candi Pamotan I terletak di belakang rumah warga, dan di sekitarnya terdapat semacam kolam yang tergenang oleh air hujan. Di sekelilingnya pula dipasangkan pagar untuk membatasinya dari jalan setapak. Sekitar 50 meter dari tempat itu, terdapat Candi Pamotan II yang disekitarnya banyak terdapat pohon bambu. Menurut warga setempat, lokasi Candi Pamotan II ini merupakan tempat yang keramat karena rimbunnya hutan bambu menambah suasana mistis. Di atas Candi Pamotan II terdapat sebuah arca yang bagian kepalanya sudah hilang.

Tidak banyak diketahui tentang sejarah Candi Pamotan ini. Candi Pamotan I pertama kali diteliti oleh GLA Bandes, seorang peneliti dari Belanda, pada tahun 1903. NJ Krom, ahli purbakala yang cukup terkenal, pada tahun 1923 menulis tentang Candi Pamotan. Menurut Krom, bentuk profil Candi Pamotan mirip dengan beberapa candi-candi lain yang terletak di Jawa Timur. Tidak diketahui pasti Candi Pamotan merupakan peninggalan kerajaan apa karena kurangnya kajian yang dilakukan. Namun, Candi Pamotan dipercayai dibangun pada masa Kerajaan Majapahit karena daerah Pamotan merupakan daerah yang cukup penting pada masa itu. Selain itu, tumpukkan batu bata merah diduga khas peninggalan Kerajaan Majapahit.

Candi Pamotan I dan II memang sudah dikunjungi oleh Pemerintah Sidoarjo dan didaftarkan sebagai cagar budaya. Namun, menurut warga setempat, hal yang dilakukan pemerintah hanya cukup sampai disitu. Beberapa warga khawatir akan kondisi Candi Pamotan yang semakin memprihatinkan apabila terus tergerus air. Hal ini memang terbukti melihat kondisi Candi Pamotan I yang terus terendam air dan Candi Pamotan II yang batu batanya berserakan. Sekarang, warga sudah mulai sadar akan cagar budaya yang harus dilestarikan dan dijaga. Maka dari itu mereka paham untuk menghormati dan tidak merusak situs peninggalan bersejarah tersebut.

#OSKMITB2018

 

Sumber:
Wawancara singkat salah seorang penduduk di daerah Sidoarjo
https://situsbudaya.id/candi-pamotan-sidoarjo/
http://www.siranselpena.com/2016/05/kesasar-sejarah-di-candi-pamotan-1-dan-2.html
http://frontoneinnsidoarjo.com/wisata-sejarah-candi-pamotan-sidoarjo-sederhana-namun-tetap-unik/
https://www.idsejarah.net/2017/05/candi-pamotan-1-dan-2.html
https://www.viva.co.id/berita/nasional/699541-tak-terurus-candi-ini-rusak-dan-sering-kebanjiran
https://www.bangsaonline.com/berita/26944/sering-kebanjiran-candi-pamotan-i-dan-ii-rusak

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU