|
|
|
|
Candi Kethek Tanggal 13 Jun 2015 oleh Oase . |
Di antara pohon-pohon rindang yang memenuhi kawasan hutan di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, terdapat sebuah candi. Candi ini tidak terlalu besar. Bangunannya pun sederhana, tidak terlalu megah. Candi tersebut bernama Candi Kethek. Candi ini terletak sekitar 300 meter arah timur laut dari Candi Cetho.
Pemberian nama “kethek” pada candi ini dilakukan oleh masyarakat sekitar. Nama tersebut diberikan karena di sekitar lokasi tempat candi berada sering dijumpai kera, yang dalam bahasa Jawa disebut “kethek”.
Melihat ukuran bangunannya, Candi Kethek tidak sebesar Candi Cetho yang berada di dekatnya. Ukurannya hanya berkisar 20 x 30 meter. Selain itu, sebagian besar bangunan candi pun tertutup dengan tanah.
Candi yang dibangun menghadap ke arah barat ini berbentuk teras berundak. Ada empat teras pada bangunan candi. Pada teras pertama hingga ketiga, tidak terdapat bangunan. Hanya tanah yang dibuat berundak dengan susunan batu kali digunakan sebagai pembatas teras. Masing-masing teras dihubungkan dengan anak-anak tangga di bagian tengah bangunan. Hanya saja, pada teras ketiga, terdapat sebuah pohon besar yang bagian batangnya dibalut dengan kain putih. Sementara, pada teras keempat, terdapat sebuah bangunan kecil yang menjadi tempat upacara.
Di sekitar candi, ditemukan patung berbentuk kura-kura. Dengan ditemukannya patung ini, serta bentuknya yang berundak-undak, diperkirakan candi ini dibangun pada masa yang sama atau tidak jauh berbeda dengan Candi Cetho, yaitu sekitar abad XV atau XVI Masehi.
Ditemukannya patung kura-kura ini pun menjadi dasar asumsi bahwa candi ini terkait dengan Agama Hindu, terutama dengan cerita Samudramanthana. Selain itu, adanya patung kura-kura pun mengindikasikan candi ini memiliki fungsi yang sama dengan Candi Cetho, yaitu sebagai tempat peruwatan.
Untuk mencapai Candi Kethek, pengunjung harus memasuki Candi Cetho. Pada teras keempat, terdapat gerbang yang terhubung dengan jalan setapak menuju Candi Kethek. Perjalanan menuju Candi Kethek akan melalui jalan berbukit dan menyeberangi sungai kecil.
Candi Kethek dibuka untuk umum setiap hari, mulai dari jam 09.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB. Tiket masuk ke candi ini sebesar Rp1.000.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/candi-kethek-candi-kecil-di-tengah-hutan-dusun-ceto
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |