Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Legenda Kalimantan Barat Kalimantan Barat
Bura’ dan Uhit Miou - Kalimantan Barat - Kalimantan Barat
- 29 Maret 2018

“Bura’, ayo kita pergi menangkap ikan!” seru Uhit Miou.

Bura’ kaget. Dia sedang melamun di dekat jendela rumahnya.“Eh? Apa, Uhit Miou?”

“Ayo kita pergi tangkap ikan! Ke Lluting sungai Sulling,” ulang Uhit Miou.

Mereka berdua pun berangkat. Sejak kecil, mereka sering mengunjungi tempat ini. Mereka tahu tempat ikan dan udang berkumpul. Sebentar saja Bura’ sudah menangkap banyak ikan. Sedangkan Uhit Miou belum mendapat seekor pun.

Ah, kasihan Uhit Miou. Nanti akan kubagi saja hasil tangkapan ini dengannya, batin Bura’.

Namun, rupanya Uhit Miou merasa kesal. Timbul rasa iri di hatinya.

Tiba-tiba, Bura’ berhenti.

“Ada apa?” tanya Uhit Miou.

“Lihat, tak terasa kita sudah jalan sejauh ini. Sekarang kita ada di dekat air terjun,” jelas Bura’ sambil berjalan menjauhi air terjun.

Uhit Miou mencoba melongok dari dekat. “Wah, tinggi sekali!!” batinnya.

“Bura’,” serunya. “Cobalah kamu lihat sini. Di bawah itu bagus sekali!” bujuknya sambil menunjuk ke arah bawah.

“Tidak, ah! Aku takut Uhit Miou. Ngeri!”

“Buat apa takut? Lihat! Air yang jatuh itu sangat indah. Ada kabut yang muncul setiap air itu jatuh. Dan lihat, ada pelangi kecil. Percikan air yang terkena sinar matahari itu membuat pelangi yang sangat indah. Ayo, sini, kamu lihat sendiri jika tidak percaya!” bujuk Uhit Miou dengan semangat.

Bura’ pun terpengaruh ajakan Uhit Miou. Benar yang dikatakan Uhit Miou. Indah sekali pemandangannya. Air terjun itu mengalir ke bawah dan membuat gelombang, lalu menyembur tanpa lelah. Daun-daun kayu di sekitar sini juga melambai-lambai tertiup angin sepoi. Sesaat Bura’ lupa akan ketakutannya.Namun, itu membuatnya kurang hati-hati.

“CEBYUURR!!”

Bura’ jatuh ke dasar air terjun.

Bukannya menolong, Uhit Mio malah mengambil hasil tangkapan ikan dan udang Bura’ dengan gembira.

Badan Bura’ hanyut dibawa arus sungai, dan melewati anak ayam dan induknya yang sedang mematuk biji-bijian. Anak ayam melihat tubuh Bura’ dan berkata, “Ibu! Bura’ terbawa arus sungai, ayo kita tolong!”.

Induk ayam menggelengkan kepalanya, “Untuk apa kita tolong manusia? Mereka sering menangkap kita untuk dimakan.”

Anak-anak ayam tidak berani membantah induknya.

Tubuh Bura’ kembali terbawa arus sungai, dan melewati anak anjing dan induknya.

“Ibu!” teriak anak-anak anjing itu. “Lihat, tubuh Bura’ hanyut terbawa arus sungai. Mari kita tolong dia!”

Induk anjing menggelengkan kepala, “Manusia makhluk yang serakah. Kita sering membantu mereka berburu. Namun, apakah mereka membagi hasilnya dengan adil? Tidak! Kita hanya diberi tulangnya saja. Jadi, untuk apa kita menolong manusia,” jelas induk anjing kepada anaknya.

Sama seperti anak-anak ayam, para anak anjing ini juga tidak berani membantah ibunya.

Tubuh Bura’ terbawa arus sungai melewati tempat sapi dan induknya yang sedang merumput.

“Bu, lihat! Itu Bura’. Kasihan sekali tubuh Bura’ penuh luka. Kita tolong, yuk!” bujuk anak sapi.

“Anakku yang baik, untuk apa kamu capek-capek menolong manusia? Saat anak-anak mereka menikah, tubuh kita jadi sasaran tombak, kemudian dihidangkan untuk makanan pesta,” kata induk sapi sambil mengeluarkan suara lenguhan keras. Anak sapi diam.

Tubuh Bura’ melewati tempat anak kerbau dan induknya yang sedang berkubang. “Eh, Ibu! Lihat! Tubuh Bura’ hanyut terbawaarus. Kita tolong dia, ya?” kata anak kerbau.

“Buat apa kamu tolong manusia yang suka menyembelih kita. Biarkan saja!” seru induk kerbau.

Anak kerbau pun diam dan tidak berani menatap induknya.

“Ibu, sini, sini, lihat! Di sana!” seru anak-anak kucing.

“Ada apa?” tanya induknya.

“Bukankah itu Bura’? Dia hanyut terbawa arus. Kita tolong, yuk!”

“Ayo, anakku. Mari kita tolong Bura’. Memang banyak manusia yang jahat. Tetapi Bura’ sangat baik. Dia tidak pernah memukul kita,” ujar induk kucing.

Mereka pun segera menarik tubuh Bura’ dan berdoa kepada Tuhan yang Mahakuasa. Berkat doa tulus induk kucing dan anaknya, maka Tuhan pun berkenan dan meniupkan roh kehidupan kepada Bura’.

Bura’ sangat berterima kasih kepada induk kucing dan anak-anaknya. Mereka diajak tinggal bersama Bura’. Setelah dewasa dan menikah, Bura’ selalu berpesan kepada anak cucunya untuk bersikap baik kepada semua binatang, khususnya kucing.



 

Sumber: http://indonesianfolktales.com/id/book/bura-dan-uhit-miou/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya