Bumbu Woku adalah nama salah satu racikan bumbu khas pada masakan Manado. Racikan bumbu yang cukup terkenal ini memang terdiri dari banyak komponen. Mungkin sangking banyak komponennya dan ‘klop’ mengena di lidah, hingga membuat rasanya menjadi mantap. Penikmat masakan woku ini banyak loh. Tidak hanya terbatas pada orang Manado, tetapi sudah melebar di berbagai penjuru.
Tetapi itu konsekwensinya, jika bumbu woku ini sudah ‘keluar’ Manado maka sudah banyak mengalami modifikasi. Disesuaikan dengan selera yang mengkonsumsinya. Kapan hari saya iseng browsing tentang bumbu ini, banyak resep yang saya temui, komposisi bumbu ini malahan sudah ditambahkan lengkuas dan daun salam. Ahaa daun salam? Untuk informasinya, daun salam sangat jarang ditemui dalam masakan Manado asli. Bahkan pada ‘orang gunung’ (sebutan yang biasanya dipakai untuk penduduk Minahasa asli) sama sekali tidak mengenal daun salam dalam memasak masakan Manado.
Bumbu woku, walaupun berasal dari Tanah Minahasa (Minahasa adalah nama suku orang Manado) tetapi tidak juga melulu sama pada berbagai daerah. Yaa namanya juga selera. Walaupun dalam suatu suku yang sama tetapi masih ada sedikit perbedaan pada sub sukunya. Namun secara ‘konsep’nya sih 99 % sama.
Bahan bumbu woku asli:
1. Bawang putih (optional, banyak tempat di Manado tidak menggunakan bawang putih dalam racikan bumbu woku)
2. Bawang merah
3. Jahe
4. Kunyit
5. Kemiri
6. Cabe
7. Rampa rampa campur (Sekelompok bumbu hijau + sereh yang sudah dikemas laksana 1 paket. Biasanya dikemas untuk ukuran sekali masak bagi keluarga kecil)
8. Rampa-Rampa Campur:
9. Sereh
10.Daun bawang
11.Daun jeruk
12.Daun kunyit
13.Daun Pandan
14.Kemangi
15.Daun bawang
16.Daun pandan
17.Daun kemangi (komponen yang sangat berperan dalam bumbu woku)
18.Sereh
Bumbu Woku ini sebetulnya merupakan bumbu inti dari banyak masakan Manado. Jadi walapun nama masakan bukan woku tetapi rata rata menggunakan sebagian besar dari racikan bumbu seperti yang disebutkan di atas, hanya saja ada 1 atau 2 bumbu yang tidak ikut di pakai.
Bisa dibeli di:
Bumbu Dapurku, DKI Jakarta. https://www.tokopedia.com/bumbu-dapurku
Sumber:
https://aneka-resep-masakan-online.blogspot.co.id/2016/01/sekilas-tentang-bumbu-woku.html
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang