Obyek wisata Bukit Tarabunga di Balige, Toba Samosir, Sumatera Utara memang tidak boleh dilewatkan wisatawan. Khususnya bagi anda penggemar pemandangan alam pematang sawah seperti yang berada di Ubud, Bali. Bila berada di perbukitan Tarabunga salah satu desa dari enam desa di Kecamatan Tampahan, maka akan menikmati keindahan Danau Toba. Desa Tarabunga ini berada di sebelah selatan Kabupaten Tobasa dan berbatasan dengan Tapanuli Utara.
Melihat keindahan Danau Toba tak hanya dari Parapat maupun Samosir saja. Ada Bukit Tarabunga yang menawarkan pemandangan barisan bukit di pinggir danau, langit merah yang sering kali juga memunculkan aneka warna bak pelangi saat matahari terbit dan pemandangan matahari terbenam yang tak kalah memukau. Desa Tarabunga ini berada di dataran tinggi, karenanya suhunya terasa dingin dan sejuk. dari atas bukit Desa Tarabunga, bisa tampak jelas permukaan air danau toba seperti tikar membentang luas nan membiru.
Perkampungan sekitar Danau Toba juga akan dapat dilihat tersusun indah berikut panoramanya. Sehingga tak jarang lokasi itu dijadikan sebagai latar belakang pemotretan pra-wedding, tempat camping oleh para mahasiswa pecinta alam. Pemandangan sawah bertingkat menjadi pemandangan yang tidak boleh dilewatkan untuk berfoto ria sebelum atau sesudah anda mendokumentasikan sudut terbaik Danau Toba yang berada di sisi lainnya. Bukit Tarabunga kaya akan spot foto menarik. Terutama di pagi dan sore hari, Anda akan mendapatkan foto yang bagus karena jika mengambil foto di siang hari, langit terlalu terang dan silau sehingga cahaya menutupi keindahan padi.
Pemandangan indah yang satu ini memang tak bisa setiap saat dapat Anda nikmati, melihat pada musimnya juga, pada musim kemarau kawasan tersebut akan lebih mirip sebagai padang savanna dengan beberapa ilalang dan bekas tanaman padi yang sudah kering. Namun juga ada pemandangan yang kian cantik dengan tambahan beberapa burung liar yang mencari makan di tengah-tengah lumpur. Pada saat musim tanam padi kawasan ini sangat ramai dengan masyarakat yang bercocok tanam, mengingat penghasilan utama dari masyarakat yang ada disini memang dari persawahan tersebut. Jadi tak heran hingga waktu menunjukkan tengah malam sekalipun, pada saat musim tanam tiba lahan persawahan tak akan pernah sepi dengan penghuni, ada saja yang datang kesana untuk sekedar menggarap sawah.
Bukit Tarabunga sudah menjadi objek wisata setempat. Wisatawan selalu memadati bukit di akhir pekan dan hari besar keagamaan, ada keluarga yang melakukan piknik dan ada pula pasangan kekasih yang menikmati pemandangan dengan duduk di atas batu. Di atas bukit ini juga terdapat beberapa makam orang Kristen Batak Toba. Sebagian dari mereka percaya bahwa tempat-tempat yang tinggi bisa lebih mudah mengantarkan jiwa-jiwa ke surga.
Bukit Tarabunga tak jauh dari pusat ibu kota Kabupaten Tobasa, Balige, sekitar 5 kilometer saja. Bukit ini pun hanya 2 kilometer dari kantor Kecamatan Tampahan. Tidak jauh dari Kantor Dinas Pariwisata Daerah Balige, kawasan Bukit Tarabunga memiliki akses jalan yang bagus hingga ke puncak. Sehingga Anda cukup mudah menjangkau obyek wisata tersebut tanpa harus kesulitan.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja