Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Suku Tradisional Papua Papua
Budaya dan Sejarah Orang Muyu, Papua
- 9 Juli 2018

Perempuan bermata sipit itu duduk disamping dagangannya. Diujung kaki yang dilunjurkan, Noken (tas bawaan tradisional) tergeletak. Isinya buah Pinang. Dikejauhan, deru mikrolet berkejaran. Seperti Eta, di jalan masuk pasar Mopah, pedagang sayur lain ikut berjejeran. Puluhan perempuan paruh baya ini duduk diatas tikar kusut.   

Eta tinggal di Kelapa Lima, Merauke. Kompleks perumahan warga asli yang rata-rata dihuni oleh suku Muyu. Mereka telah berada di sana semenjak berpuluh-puluh tahun. Asalnya dari Boven Digoel. Merauke sendiri milik suku Malind Anim.  

Istilah Muyu diperkirakan muncul bersamaan dengan masuknya Missi Katholik yang dibawa oleh pastor Petrus Hoeboer berkebangsaan Belanda, 1933 di kampung Ninati, daerah Muyu bagian utara, Boven Digoel. Eksplorasi pertama di daerah Muyu awalnya dimulai dengan sebutan Perkemahan Swallow (Swallow Bivouac). Swallow adalah sebuah kapal yang saat itu, Februari 1909, berlabuh di sungai Digoel, dekat muara sungai Kao. Pada Mei tahun yang sama, kapal itu berlayar ke hulu dari Sungai Digoel. Dari 27 Maret hingga 6 April, ekspedisi itu mengarungi Digoel hingga ke hulu Sungai Kao, 50 km jauhnya.

Diperkirakan, dalam ekspedisi tersebut, Missi Katholik mengadakan kontak pertama dengan penduduk setempat. Tepatnya di pinggiran Sungai Kao dengan sub suku Kamindip yang hidup di wilayah dusun mereka di pinggiran Sungai Mui. Dalam sub suku ini, terdapat klen bernama Muyan. Klen Muyan yang diperkirakan mengadakan kontak pertama dengan para ekspedisi. Perkenalan ini kemudian membawa mereka menyebut seluruh penduduk dari Selatan hingga ke Utara dengan satu istilah, Muyu. Di versi lain, istilah Muyu muncul karena penduduk setempat menyebut Sungai Kao di bagian barat dengan Fly di bagian Timur dengan istilah “ok Mui” atau “Sungai Mui” kepada orang Belanda. Penyebutan itu akhirnya berubah menjadi Muyu.

Orang Muyu juga menyebut dirinya dengan istilah Kati. Artinya “manusia sesungguhnya”. Sebutan ini berbeda dari suku-suku tetangga di Mandobo bagian Barat dan Selatan, suku bangsa Ngalum di bagian Utara serta orang Awin di bagian Timur, termasuk suku di Negara Tetangga Papua New Guinea (PNG).

Suku Muyu sendiri mendiami daerah sekitar sungai Muyu yang terletak di sebelah Timur laut Merauke. Mereka tersebar di beberapa desa.  Bahasa yang digunakan adalah bahasa Muyu.

Bagi orang Muyu, keluarga merupakan unit sosial dan ekonomi yang terpenting. Keluarga inti terdiri dari seorang laki-laki, istri beserta anak. Berbagai bentuk kehidupan orang Muyu menunjukkan peran penting keluarga inti, terutama soal pemukiman dan penguasaan tanah serta harta. Mereka tinggal di rumah panggung yang terbuat dari kayu dan daun nibung. Sehari-harinya, orang Muyu hidup dari berburu, memelihara babi dan berkebun. Suku Muyu memercayai adanya kekuatan tertinggi yang menciptakan hewan, tanaman, dan sungai-sungai. Mereka juga percaya arwah orang mati masih mengadakan kontak dengan yang hidup. Sangat sedikit buku yang membahas soal suku Muyu.

Bila dibandingkan dengan suku lain di Papua, Muyu memiliki ciri yang sedikit berbeda. Misalnya dengan suku Asmat. Rumah panggungnya sangat tinggi antara 4 hingga 6 meter, sedangkan Asmat hanya 2 meter. Suku Muyu sering berperang. Mereka juga kerap individualistis. Hidup dalam kelompok-kelompok kecil. Orang Muyu memelihara babi dan berkebun sendiri-sendiri. Dalam kasus poligami, tiap istri memiliki gubuk, babi, dan kebun sendiri. Pengetahuan spiritual diturunkan hanya dari ayah ke anaknya. Tidak ada pemimpin untuk kelompok besar. Menariknya, orang Muyu memiliki alat bayar. Namanya Ot. Sering digunakan sebagai mas kawin dan barang tukar dalam upacara pesta babi. Pesta babi digelar untuk mencari Ot sebagai hadiah imbalan dari tamu. Barang-barang hasil bumi maupun kapak dan panah diperjualbelikan dengan Ot. Sistem ekonomi ini cukup maju dan akhirnya memotivasi tindakan mereka. Saat ini suku Muyu telah berkembang dengan pesat. Jumlahnya ribuan.

Sistem barter barang-barang dalam suku Muyu adalah hal unik yang baik bahkan dijaman sekarang. Dengan bertukar barang, dua orang individu bertukar rasa percaya, dan menjalin relasi lebih dari sekedar “penjual-pembeli”. Relasi sebagai teman inilah yang sering menjadikan mereka begitu erat satu dengan yang lain.

Sub Suku Muyu

Dalam suku Muyu atau Kati terdapat sejumlah sub suku dengan wilayahnya masing-masing. Jumlahnya delapan. Antara lain sub suku Kamindip di bagian selatan. Mereka menempati kampung Sesnuk, Anggamburan dan Umap. Kemudian, Sub suku Okpari yang menempati ibukota distrik Mindiptana, kampung Wanggatkibi di bagian Utara, kampung Imko di bagian Timur dan kampung Amuan di bagian tengah Timur laut. Selanjutnya, Sub suku Kakaib di bagian Timur dari distrik Mindiptana. Mereka mendiami kampung Kombut, Mokbiran, dan sebagian kampung Kawangtet. Berikutnya, Sub suku Are dan Kasaut di bagian Utara, berbatasan langsung dengan suku Ngalum dan wilayah distrik Waropko. Mereka menghuni kampung Simpang, sebagian wilayah ibukota distrik Waropko, serta sebagian kampung Tembutka.

Sub suku lainnya, yakni Kasaut, lebih banyak menempati bagian utara di kampung Upkin dan Ikhcan. Ada juga Sub suku Jonggom yang mendiami bagian Timur Laut di kampung Ninati, Yetetkun dan sebagian kampung Tembutka. Selanjutnya, Sub suku Ninggrum, tetangga dari Jonggom, juga menguasai bagian Timur Laut di kampung Ninggrum. Sub suku ini merupakan yang terbesar hingga menempati beberapa kawasan di wilayah PNG.

Selanjutnya, Sub suku Kawibtet, mereka berada di tengah-tengah Okpari, Are, Jonggom, dan Kakaib. Terakhir, Sub Suku Kawiptet. Mereka menguasai kampung Kanggewot, Upyetetko dan sebagian Kawangtet.

Beberapa kampung di wilayah Boven Digoel, yang sering disebut kampung lama, hanya didiami sedikit orang Muyu. Sebagian besar dari mereka hijrah ke Negara tetangga PNG. Pengungsian itu disebabkan perang antara TNI dan OPM pada tahun 1984 di daerah Muyu.

Orang Muyu kini memang telah berubah. Mereka tidak lagi seperti dulu dengan “perang”. Mereka kini berperang dengan keberadaannya. “Kita hanya ingin maju,” seperti kata Eta.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya