Budaya Bekasi hampir punah. Penyebabnya tidak lain karena generasi ‘emoh’ untuk meneruskan kebiasaan-kebiasaan yang dulu di banggakan. Namun satu diantara budaya Bekasi yang masih eksis, tetapi sudah hampir terpinggirkan adalah Topeng.
Dengan sedikit modifikasi, Topeng Tambun atau yang biasa disebut dengan Topeng Blantek Bekasi kini dicoba eksistensinya lewat ekstrakurikuler untuk sekolah dasar (SD) dan SMP. Tarian lenggak-lenggok ini dulunya digunakan sebagai mata-mata pribumi pejuang Bekasi terhadap musuh. Biasanya dilakukan oleh gadis-gadis cantik yang memakai topeng.
Mereka berpakaian khas dengan warna-warni yang lebih ‘norak’. Mereka melakukannya dengan berkelompok. Sehingga tercipta goyangan-goyangan yang lebih terarah sekaligus menatau keadaan di sekitarnya. Saat ini topeng blantek Bekasi mulai digemari oleh siswa. Sebab selain eskul, Topeng/Ronggeng Blantek menjadi iringan setiap kegiatan di Bekasi.
Sedikitnya untuk melakukan ronggeng blantek, ada sekitar 30 gerakan yang harus dihapal. Tari ronggeng blantek saat ini sudah dimodifikasi sedemikian rupa, hingga menarik minat baik terhadap penonton maupun pemainnya.
Beberapa gerakan topeng/ronggeng blantek adalah; Rapat nindak, Koma, Talso, Pak blang, Koma, Selancar, Selancar tindak, Pak blang mundur 2x, Koma, Geol, Blang tur tangan kiri dipundak, tangan kanan diatas, Blang tur tangan kanan kiri atas, Puter goyang cendol hejo, puter, Kewer kanan, puter, Kewer Dobel/kiri kanan, puter, Kewer kanan dan koma putes.
Selanjutnya; Kayak pariasi, mulai tangan kanan 1,2,3 balik ganti tangan kiri 3x, Mincik, Ganjingan 2x + goyang pundak, Blong tur 6x, Blong tur pariasi, Mincik , Silat tepak 3/silat 1, Blenggo, Silat 2, Mincik, Gibang, Goyang kepala, dan Gibang pulang. Semua gerakan memakai istilah Bekasi.
Sedangkan sebagai pengiring ronggeng Blantek Bekasi diantaranya; Bonang, Kecrek, Saron, Gong, Gendang dan Rebab.
Untuk pakaian ronggeng lebih kental pada warna norak seperti merah, kuning, hijau dan biru. “Ini pengaruh dari kebudayaan China,”
Ada 8 macam pakaian topeng blantek Bekasi, yakni; Kain pucuk rebung (sampur/batik tombak pesisir), Baju kebaya tangan susun (kebaya ¾ atau selontreng ¾, lengan tanggung dengan tiga lapis wiron dan tiga warna unsur ini mengambil pengaruh budaya keagamaan Hindu, Toka-toka (pasangan bersilang/toka-toka omyok dalam bahasa sunda).
Ampreng (penutup pinggul seukuran penutup pinggul biasanya ditaruh di depan), Andong/ampok (jenis ampreng) khusus dipakai sebelum ampreng/untuk ronggeng biasa dipakai andong rawis, Slendang, Konde cepol (sumpit) untuk menahan kembang topeng yang dipakai disanggul sebagai penopang, Kembang topeng (dipakai dikepala) bentuknya terdiri dari benang wol diikat dan dibentuk lingkaran sehingga membentuk bunga. Garis tegah antara 25-30 cm sedangkan lingkaran untuk sanggul 7 cm dan jarak antara sisi dengan lubang sanggul 3 cm. Sumpit ditusuk 2 buah menyilang disanggul untuk menopang kembang topeng.
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.