Dalam kebudayaan Sunda kita seringkali mendengar istilah pamali, layaknya kebudayaan Sunda, orang Jawa juga memiliki kebudayaan yang serupa. Orang jawa sendiri biasa menyebutnya dengan istilah Gugon Tuhon yang dapat didefinisikan sebagai berikut, kahanan kang ora oleh utowo ora kena dierak, yang dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak boleh dilanggar. Gugon Tuhon sendiri adalah suatu kekayaan dari kearifan lokal masyarakat Jawa sebagai suatu adat istiadat yang diturunkan secara turun-temurun dari orang-orang tua kepada generasi berikutnya dari mulut ke mulut dan dari wejangan yang disampaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa tetangga dan kerabat di desa dekat kota Surakarta, masyarakat Jawa percaya apabila larangan-larangan yang ada tersebut dilanggar maka akan memiliki konsekuensi tersendiri tak lepas dari percaya atau tidak. Pernah ada cerita warga yang menuturkan bahwa ada sepasang suami istri, sang suami meninggalkan istrinya yang sedang mengandung anak mereka untuk pergi ke sawah memancing ikan. Menurut masyarakat Jawa jika ada seorang wanita yang sedang mengandung maka suaminya tidak diperbolehkan untuk memancing karena anaknya nanti akan terlahir dengan bibir sumbing. Usut punya usut setelah waktu kelahiran anak tersebut tiba sang anakpun terlahir dengan bibir yang sumbing.
Selain contoh diatas masih banyak contoh Gugon Tuhon lainnya yang beredar di masyarakat Jawa, seperti ojo nglungguhi bantal mundak udunen yang berarti jangan menduduki bantal karena orang yang menduduki bantal akan terkena bisul; ojo mangan neng ngarep lawang mundak angel entuk jodho yang berarti jangan makan didepan pintu karena orang yang makan di depan pintu akan sulit mendapat jodoh; yen nyapu kudu sing resik yen ra resik mundak bojone brewoken yang berarti jika sedang menyapu harus bersih jika tidak nanti suaminya akan berjenggot tebal, dll.
Gugon Tuhon sebenranya memiliki nilai moral dan sosial yang baik terlepas dari benar atau tidak nya mitos tersebut , seperti contohnya jangan kita menduduki bantal karena bantal adalah tempat untuk menaruh kepala, tidak sopan apabila diduduki. Jangan kita makan didepan pintu karena pintu adalah jalan masuk orang lain, dengan keberadaan kita di depan pintu kita akan menghalangi jalan masuknya orang lain, selain itu seharusnya kita makan di ruang makan, tidak di depan pintu. Kita juga diharuskan untuk menyapu sampai bersih hal ini dimaksudkan agar saat melakukan sesuatu kita dianjurkan untuk melakukannya sampai selesai dan tidak setengah-setengah.
Sebagai penutup, Gugon Tuhon adalah suatu kekayaan dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang harus kita jaga dan lestarikan sebagai generasi muda Bangsa Indonesia.
#OSKMITB2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang