Selain Gudeg, ternyata Yogyakarta mempunyai satu lagi makanan khas yang mampu menggoyang lidah para pecinta kuliner. Brongkos atau orang Jawa biasa menyebutnya "Jangan Brongkos" adalah salah satu jenis makanan olahan sayur khas bagi masyarakat daerah Yogyakarta. Hal ini dikarenakan Brongkos ini merupakan menu tradisional khas yang merupakan warisan leluhur masyarakat Yogyakarta. Pembuatan Brongkos ini pun tidaklah terlalu sulit sehingga siapa saja bisa membuatnya. Berikut adalah cara membuat Brongkos.
Resep Brongkos
Bahan-bahan: 5sdm minyak goreng 250gr daging tetelan, dipotong-potong ukuran 3x3cm 1 batang serai, dimemarkan 1 lembar daun salam 1 lembar daun jeruk purut 750cc santan cair dan 500cc santan kental dari 1 butir kelapa 150gr kacang tolo, direbus sampai lunak kemudian tiriskan 3 buah labu siam, dipotong-potong ukuran 2x2cm 50gr cabai rawit
Bumbu yang Dihaluskan: 6 butir bawang merah 3 siung bawang putih 6 buah keluwak yang tua, diambil isinya 3 cabai merah 2cm kencur 1cm jahe 1cm lengkuas Garam secukupnya Gula secukupnya
Cara Membuat: 1. Panaskan minyak goreng, tumis bumbu yang sudah dihaluskan sampai baunya harum. Masukkan potongan daging, serai, salam dan daun jeruk purut kemudian aduk-aduk. 2. Sesudah daging mengkerut tuangkan santan cair, masak sampai daging lunak. Masukkan kacang tolo. 3. Setelah santan mendidih, masukkan santan kental, potongan labu siam dan cabai rawit. Masak sambil sesekali diaduk sampai semua bahan masak. Angkat dan hidangkan.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang