Botok roti dibuat dengan mendaur roti. Roti yang dijadikan bahan utama adalah roti yang bagus. Seperti terjadi pada beberapa manakan lokal (tradisional) yang lain, botok roti memiliki kesan yang negatif. Stigma demikian disebabkan oleh kata botok. Pada masyarakat Cirebon, botok sering diidentifikasikan dengan keterbelakangan, misalnya bentuk tubuh gembul, bodoh, jelek sehingga orang akan merasa terhina dan marah jika dirinya dikatakan botok.
Di sisi lain, pada mata masyarakat Cirebon roti diidentifikasikan sebagai makanan yang bermartabat. Hal ini disebabkan karena roti berasal dari Barat yang oleh masyarakat Cirebon dianggap sebagai pusat modernitas (kemajuan). Ini berlawanan dengan kesan botok seperti dijelaskan sebelumnya.
Bahan-bahan :
Roti tawar ukuran 10 x 10 x 20 cm
Kelapa ¼ kg
Gula merah ¼ kg
Gula putih 1 pak kecil
Daun pandan 10 helai
Telur ayam ras 2 butir
Kadang-kadang dimasukkan juga agar/hungkwe 1 bungkus.
Cara pembuatan :
Gula dan santan direbus dengan 3 gelas air. Setelah itu dinginkan dan saring
Setelah bersih dari kotoran-kotoran yang biasa terdapat dalam gula, air gula dan santan tadi dimasak kembali tetapi santan jangan sampai hancur. Masukkan vanili dan aduk hingga roti hasilnya menjadi seperti adonan.
Telur ayam bagian putihnya saja dikocok dan kemudian masukkan ke adonan
Bungkus adonan yang sudah dicampur putih telur dengan daun pisang yang dipermukaannya sudah diberi 5 cm daun pandan (daun pandan ada di bawah adonan). Adonan pada tiap-tiap bungkusan adalah kira-kira 2 sdm
Kukus bungkusan-bungkusan yang sudah jadi selama kira-kira ½ jam
Setelah matang, bungkusan siap dihidangkan
sumber: Buku “KULINER TRADISIONAL CIREBON : Khasanah Makanan Khas”, Penerbit Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Pariwisata Kota Cirebon
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang