Ritual
Ritual
Kepercayaan (Budaya Sosial) Jawa Barat (Tidak diketahui secara pasti)
Betukar Cobek dan Ulekan
- 7 Agustus 2018

Dalam kehidupan masyarakat Sunda, cobek dan ulekan tidak hanya digunakan untuk melumatkan bahan-bahan masakan, namun juga sebagai bentuk dari pengharapan seorang Ibu mengenai jenis kelamin anaknya, baik menginginkan anak laki-laki atau perempuan.

 

Pada saat seorang Ibu mengharapakan anaknya yang selanjutnya memiliki jenis kelamin tertentu, maka Ibu tersebut akan menukar cobek ataupun ulekan dengan keluarga lain. Mereka menukarnya dengan cara demikian:

1. Bila sang Ibu mengharapkan seorang anak laki-laki, maka Ibu tersebut akan menyimpan ulekannya lalu menukar cobeknya dengan ulekan dari keluarga lain sehingga ia memiliki dua ulekan. 

2. Bila sang Ibu mengharapkan seorang anak perempuan, maka Ibu tersebut akan menyimpan cobeknya lalu menukar ulekannya dengan cobek dari keluarga lain sehingga ia memiliki dua cobek.

Ulekan diumpamakan sebagai laki-laki dan cobek sebagai perempuan. Bila sang Ibu memiliki dua ulekan, ini berarti  sang Ibu mengharapkan anaknya yang selanjutnya adalah anak laki-laki. Bila sang Ibu memiliki dua cobek, ini berarti  sang Ibu mengharapkan anaknya yang selanjutnya adalah anak permpuan.

 

Namun begitu, hal ini berlaku bila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Sang Ibu harus menukar cobek atau ulekannya saat ia sedang mengandung.

2. Sang Ibu harus melakukan pertukaran dengan Ibu lainnya yang juga sedang mengandung.

3. Pertukaran cobek maupun ulekan yang terjadi antar dua keluarga yang memiliki keinginan yang berbeda, yakni antar keluarga yang menginginkan anak laki-laki dengan keluarga yang menginginkan anak perempuan. 

4. Semua pertukaran tentulah didasarkan pada persetujuan antar dua Ibu yang akan menukar
 
 
Acara pertukaran ini hanya dilakukan secara personal tanpa adanya upacara. Biasanya hal ini terjadi saat sebuah keluarga yang terlalu banyak memiliki anak laki-laki ataupun anak perempuan sehingga mereka menginginkan anak dengan jenis kelamin yang berbeda. Bagi yang memiliki terlalu banyak anak laki-laki menginginkan anak perempuan dan sebaliknya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Ibu hamil yang menukar cobeknya berarti mengharapkan anak yang dikandungnya adalah anak laki-laki dan yang menukar ulekannya  berarti mengharapkan anak yang dikandungnya adalah anak perempuan.

 

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline