Pada saat ini, Cibulan telah menjadi objek wisata yang cukup terkenal dikalangan masyarakat khususnya masyarakat Jawa Barat. Cibulan merupakan sebuah objek wisata berupa tempat pemandian umum, namun yang menariknya adalah kita tidak hanya sekedar berenang biasa seperti pada kolam renang umumnya. Disini kita akan berenang dengan dikelilingi oleh ikan-ikan. Ya, ikan hidup bukan patung ataupun sekedar ornamen berbentuk ikan. Uniknya lagi ikan tersebut bukanlah ikan yang biasa kita konsumsi seperti ikan nila, ikan bandeng, ataupun ikan gurame. Namun ia adalah ikan dewa. Ya, masyarakat biasanya menyebutnya ikan dewa atau dalam Bahasa Sunda disebut kancra bodas.
Hmm, mengapa disebut ikan dewa ya? Ternyata konon katanya ikan dewa tersebut merupakan ikan yang dikeramatkan oleh masyarakat Desa Manis Kidul karena ikan-ikan tersebut dulunya merupakan para prajurit pembangkang yang dikutuk oleh Prabu Siliwangi loh. Rumornya lagi jumlah ikan-ikan disana tidak pernah bertambah maupun berkurang.
Di Cibulan kita dapat menemukan tiga buah kolam dengan kedalaman yang berbeda-beda. Kondisi air disinipun selalu dalam keadaan jernih, sejuk, dan melimpah. Seiring berjalannya waktu, fasilitas yang tersediapun bertambah banyak loh, seperti flying fox, perosotan, ember tumpah, tempat bilas dan ganti pakaian yang memadai, papan lompatan, dsb. Disinipun terdapat banyak kios-kios dagang baik diluar yang menjual berbagai cinderamata khas Kuningan maupun didalam yang menjual berbagai macam makanan ringan bahkan menjual makanan ikan agar kita bisa sekedar berinteraksi dan menghilangkan penat dengan bermain bersama ikan-ikan tersebut.
Sangat menarik bukan? Ayo sempatkan diri anda dan ajak keluarga anda untuk mencoba rekreasi unik di Cibulan!
Alamat lengkap : Desa Manis Kidul, Kec. Jalaksana, Kab. Kuningan, Jawa Barat
Jam Buka : Setiap Hari 08.00-17.00 WIB
Harga Masuk : - Dewasa : Rp. 17.000
- Anak-anak : Rp. 12.000
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang