Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Benteng Jawa Timur Madura
Benteng VOC Kalimo’ok
- 16 Juli 2018
Benteng VOC Kalimo’ok merupakan salah satu benteng yang berada di Pulau Madura. Benteng peninggalan Belanda ini terletak di Jalan By Pass, Dusun Bara’ Lorong, Desa Kalimo’ok, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, atau tepatnya berada di belakang SDN Kalimo’ok I No. 17.
 
Benteng peninggalan Belanda ini tidak berada di pinggir jalan, sehingga tidak mudah untuk ditemukan bila baru pertama kali mengunjunginya. Harus tidak malu untuk bertanya berkali-kali bila ingin mengetahui keberadaan benteng tersebut. Sebagai patokannya adalah lokasi SDN Kalimo’ok I, karena untuk menuju ke benteng tersebut, di sebelah selatan sekolahan tersebut terdapat gang atau lorong yang banyak ditumbuhi rerumputan menuju pintu gerbang benteng tersebut.
 
 


Berdasarkan catatan sejarah yang ada, benteng VOC ini dibangun pada tahun 1785. Pembangunan benteng ini sebenarnya merupakan pembangunan benteng yang kedua kalinya yang dilakukan oleh Belanda di daerah Sumenep. Yang pertama, dibangun di Desa Kalianget Barat di kecamatan yang sama, akan tetapi tidak dilanjutkan karena lokasinya dirasa kurang strategis untuk pertahanan VOC. Akhirnya, benteng tersebut dijadikan sebagai gudang bagi kebutuhan perdagangan  kala itu. Bekas benteng tersebut, oleh masyarakat setempat disebut dengan Loji Kanthang atau Jikanthang.

 

Mengingat Kalianget dipandang oleh VOC memiliki nilai komoditas garam yang bagus dan banyak Negara yang membutuhkan, maka VOC akhirnya membangun lagi sebuah benteng di lokasi yang sekarang ini. Benteng ini berdiri di atas lahan seluas 12.765 m² dengan luas bangunan sekitar 1.500 m². Dari fisik bangunan benteng yang ada, diperkirakan bahwa tinggi tembok yang mengelilingi benteng sekitar 3 meter dalam kondisi tidak terawat, ditumbuhi oleh lumut dan semak belukar. Di setiap sudut bangunan benteng yang berbentuk area persegi panjang, dulunya membentuk empat bastion dengan lebar sekitar 5 meter.
 
Benteng yang berjarak 4 kilometer dari Pelabuhan Kalianget, dan 7 kilometer dari KratonSumenep atau 1 kilometer dari Bandar Udara Trunojoyo ini, semenjak 2003 menjadi salah satu cagar budaya di bawah pengawasan Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto. Namun entah mengapa, benteng ini di dalamnya sekarang masih dimanfaatkan Dinas Peternakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai karantina hewan dan sapi perah kendati hal itu sudah berlangsung sejak belum ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
 
Seandainya bangunan benteng ini dilihat dengan kecermatan dan ketelitian sejarah oleh pemangku pemerintahan daerah, sesungguhnya kawasan benteng ini bisa dijadikan kawasan wisata sejarah. Lebih-lebih, sekitar 300 meter arah benteng tersebut juga terdapat kherkof (kuburan Belanda) yang dibangun pada tahun 1933.
 
Sudah sepantasnyalah, para pemangku pemerintahan di Sumenep saat ini merenungi apa yang pernah diucapkan oleh William Morris, seorang penyair berkebangsaan Inggris (1834-1896): “Bangunan-bangunan tua ini bukan hanya milik kita; mereka milik para leluhur kita dan akan diwariskan pada anak cucu kita, kecuali hak itu kita rampas dari mereka. Tak sepatunya kita berbuat sesuka hati atas bangunan-bangunan ini. Kita sekadar pemegang amanat bagi generasi yang akan datang.” *** [071213]

Sumber: 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline