×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Sumatera Selatan

Asal Daerah

Sumatera Selatan

Beginde Lubuk Gong

Tanggal 28 Jun 2012 oleh agus deden.

Beginde Lubuk GongBeginde Lubuk Gong adalah seorang Kepala Desa di daerah Sumatra Selatan, Indonesia. Beginde dalam bahasa setempat berarti kepala desa. Beginde Lubuk Gong memiliki seorang putri yang cantik jelita bernama Putri Lubuk Gong. Suatu ketika, putrinya dibunuh oleh seorang putra Beginde dari desa lain. Mengapa putri Beginde Lubuk Gong dibunuh? Ikuti kisahnya dalam cerita Beginde Lubuk Gong berikut ini!

***

Alkisah, pada zaman dahulu kala, di daerah Sumatra Utara, ada seorang beginde (kepala desa) yang kaya raya bernama Beginde Lubuk Gong. Ia sangat ketat menjalankan adat dan tidak segan-segan memberi hukuman kepada warganya yang melanggar adat tersebut. Meski demikian, rakyatnya merasa tidak terbebani dengan hal itu. Justru dengan aturan adat itu, rakyatnya dapat hidup aman dan makmur.

Beginde Lubuk Gong memiliki anak gadis yang cantik dan cerdas bernama Putri Lubuk Gong.Kecantikan dan keelokan perangainya senantiasa mengundang decak kagum setiap pemuda yang melihatnya. Tak heran banyak pemuda dari desa-desa lain datang melamarnya. Namun, Beginde Lubuk Gong selalu menolak setiap lamaran yang datang, karena belum satu pun pelamar yang mampu memenuhi persyaratan yang diajukannya.

Pada suatu hari, datanglah utusan putra seorang Beginde dari sebuah desa hendak melamar Putri Lubuk Gong. Lamaran itu mereka sampaikan langsung kepada Beginde Lubuk Gong.

"Maaf, Tuan! Maksud kedatangan kami kemari adalah ingin menyampaikan lamaran putra Beginde kami, "ungkap juru bicara utusan itu.

"Ketahuilah, wahai utusan! Sudah banyak utusan yang datang kemari, tapi belum ada yang sanggup memenuhi persyaratanku, "kata Beginde Lubuk Gong.

"Kalau bisa kami tahu, apakah persyaratan Tuan itu?" Tanya ketua utusan itu.

"Pakaian tujuh pasang, baju kain salinan 42 lusin, itik dan ayam sekandang penuh, merpati seraban , [1] kayu bakar setinggi bukit, batang tujuh buah, dan serai kunyit seladang lebar, "jawab Beginde Lubuk Gong.

"Bagaimana? Apakah kalian sanggup memenuhi syarat tersebut? "Beginde Lubuk Gong balik bertanya kepada utusan itu.

"Sesuai dengan pesan Beginde kami, sebesar apapun permintaan yang Tuan ajukan, Beginde kami akan menyanggupinya," jawab utusan itu.

"Baiklah kalau begitu, lamaran kalian aku terima," kata Beginde Lubuk Gong.

"Terima kasih, Tuan! Berita gembira ini akan kami sampaikan kepada Beginde kami, "kata ketua utusan itu.

Setelah mendapat persetujuan dari Beginde Lubuk Gong, para utusan putra Beginde kembali ke desanya untuk menyampaikan berita gembira itu kepada Beginde mereka. Alangkah senang hati Beginde mendengar berita gembira itu. Ia pun memerintahkan kepada seluruh warganya untuk mengumpulkan barang-barang bawaan sesuai dengan permintaan Beginde Lubuk Gong. Sudah berminggu-minggu mereka bekerja keras, namun sampai pada hari yang telah ditentukan barang-barang bawaan yang mereka kumpulkan belum memenuhi permintaan Beginde Lubuk Gong.

Sementara itu di tempat lain, Beginde Lubuk Gong bersama keluarga dan warganya sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan rombongan dari pihak pelamar yang akan mengantarkan barang-barang bawaan . Sudah seharian penuh mereka menunggu, namun belum ada tanda-tanda kedatangan rombongan tersebut. Pada hari-hari berikutnya, Beginde Lubuk Gong terus menunggu kedatangan rombongan tersebut, namun mereka tak kunjung datang.

Hari, pekan, dan bulan, bahkan tahun telah berlalu, rombongan dari pihak pelamar belum juga datang.Pada awal tahun ketiga barulah mereka datang dengan arak-arakan laki-laki dan perempuan yang memikul dan menjunjung barang bawaan. Beginde Lubuk Gong pun menyambut kedatangan mereka secara sederhana. Ia pun segera menerima dan memeriksa barang-barang bawaan dan ternyata semuanya lengkap dan sesuai dengan permintaannya. Hatinya pun sangat senang dan terpukau karena semua permintaannya terpenuhi. Namun satu hal yang membuat hatinya kecewa, karena keterlambatan para utusan mengantar barang-barang bawaan tersebut.

"Kalau bisa aku tahu, mengapa kalian terlambat mengantarkan barang-barang bawaan ini kemari, sehingga kami harus menunggu selama dua tahun?" Tanya Beginde Lubuk Gong.

"Maafkan kami atas keterlambatan ini, Tuan! Untuk memenuhi seluruh permintaan Tuan, ternyata kami memerlukan waktu yang cukup lama. Sudilah Tuan memakluminya dan menerima barang-barang bawaan ini, "jawab pemimpin rombongan itu.

Mulanya Beginde Lubuk Gong ingin marah dan membatalkan pertunangan putrinya dengan Putra Beginde. Namun setelah mendengar penjelasan dari ketua rombongan tersebut, akhirnya ia memakluminya.

"Baiklah, barang-barang bawaan ini aku terima. Sekarang tinggal menuggu hari baik untuk melangsungkan pernikahan putriku dengan putra Beginde kalian. Pesta pernikahan ini akan dilangsungkan selama tujuh hari tujuh malam. Untuk itu, aku harus mempersiapkan segala kebutuhan pesta besar ini, "ungkap Beginde Lubuk Gong.

"Baiklah, Tuan! Kami akan menunggu kabar selanjutnya dari Tuan, "kata ketua rombongan itu seraya berpamitan dan meninggalkan rumah Beginde Lubuk Gong.

Keesokan harinya, Beginde Lubuk mengumumkan kepada seluruh rakyatnya bahwa dia akan segera menikahkan putrinya. Rakyatnya pun sangat senang karena akan ada pesta besar selama tujuh hari tujuh malam. Mereka pun segera mempersiapkan segala kebutuhan untuk menyambut pernikahaan Putri Beginde. Mereka mulai menghias jalan-jalan dan rumah Beginde Lubuk Gong.

Untuk memenuhi kebutuhan pesta besar itu, Beginde Lubuk Gong harus pergi ke negeri lain untuk berbelanja. Ia berangkat bersama para pembantunya dengan menggunakan rejung . [2] Karena begitu banyak barang harus dibeli, sehingga sebulan lamanya Beginde Lubuk Gong belum juga kembali.

Putra Beginde, calon mempelai laki-laki, tidak sabar lagi menunggu hari pernikahannya. Pada suatu hari, ia mendengar desas-desus bahwa putri Beginde Lubuk Gong telah dipersunting oleh raja negeri yang didatangi oleh Beginde Lubuk Gong. Ia pun percaya begitu saja pada desas desus tersebut, tanpa terlebih dahulu menyelidiki kebenarannya.

"Barangkali kabar ini ada benarnya. Sudah sebulan Beginde pergi ke negeri itu, tapi belum juga kembali. Padahal ia memiliki kesaktian yang tinggi, dalam waktu sekejap saja ia dapat berlayar ke negeri sejauh mana pun, "pikirnya.

Semakin hari desas-desus tersebut semakin memekakkan telinga Putra Beginde. Ia mendengar kabar bahwa utusan raja yang akan melamar Putri Lubuk Gong telah tiba di Dusun Kertajaya, tidak jauh dari desa tempat tinggal Putri Lubuk Gong. Hati Putra Beginde pun semakin kesal sehingga timbul niatnya untuk membunuh calon istrinya. Tanpa berpikir panjang lagi, ia segera menuju ke rumah Beginde Lubuk Gong dengan membawa sebuah pedang panjang.

Sementara itu, Putri Lubuk Gong yang mengetahui kedatangan tunangannya merasa sangat gembira dan segera bersolek dengan hiasan yang indah. Ia mengira bahwa kedatangan tunangannya itu untuk bersilaturrahmi. Alangkah terkejutnya ia ketika hendak menemuinya di ruang tamu rumahnya, ia melihat calon suaminya itu sedang menggenggam sebuah pedang dengan wajah yang beringas. Tanpa diduganya, tiba-tiba sang Tunangan menebas lehernya. Putri Lubuk Gong pun tewas seketika. Ibu Putri Baginda yang melihat kejadian itu langsung menjerit dan bertanya kepada calon menantunya itu.

"Hai, kenapa kamu membunuh calon istrimu? Apa salahnya? Padahal ia sangat mengharap kedatanganmu, "kata ibu Putri Lubuk Gong.

"Tidak usah banyak dalih! Kalian telah memperdayaiku. Utusan raja yang akan melamar Putri Lubuk Gong telah tiba di Dusun Kertajaya. Beginde Lubuk Gong telah membuat janji untuk menikahkan Putri Lubuk Gong dengan raja itu! "Seru Putra Beginde, calon suami Putri Lubuk Gong.

Ibu Putri Lubuk Gong berusaha menjelaskan kepada calon menantunya bahwa desas-desus tersebut hanyalah fitnah. Namun, calon menantunya tidak mau menerima alasan apapun. Ibu Putri Gong pun tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali menangisi kematian putri semata wayangnya. Sementara Putra Beginde itu segera pergi meninggalkan rumah itu. Tak berapa lama kemudian, warga pun berdatangan ke rumah Beginde Lubuk karena mendengar ada suara tangis histeris. Mereka sangat terkejut ketika melihat Putri Lubuk Gong tergeletak bersimbah darah.

"Apa yang terjadi dengan Putri Lubuk Gong?" Tanya seorang warga kepada ibu Putri Lubuk Gong.

Ibu Putri Lubuk Gong pun menceritakan semua kejadian yang menimpa putrinya. Setelah mendengar cerita itu, salah seorang warga segera menyampaikan berita duka itu kepada Beginde Lubuk Gong yang masih berada di negeri lain. Dengan kesaktiannya, Beginde Lubuk Gong memerintahkan angin berhembus, sehingga dalam sekejap rejungnya tiba di pelabuhan negerinya. Sesampainya di rumah, ia bersama warga segera mengebumikan putrinya. Setelah itu, ia memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap calon menantunya itu.

"Segera tangkap pembunuh itu dan bawa dia kemari hidup-hidup!" Seru Beginde Lubuk Gong.

Mendengar perintah itu, para pengawal itu segera mencari Putra Beginde. Tak beberapa lama kemudian, mereka pun kembali membawa Putra Beginde dengan tangan terikat.

"Hai, Putra Beginde! Kamu telah membunuh putriku. Kamu harus mengganti nyawa putriku. Mulai detik ini, kamu tidak bisa lagi kembali ke rumahmu dan harus tinggal di sini sebagai ganti putriku! "Seru Beginde Lubuk Gong.

Keesokan harinya, Beginde Lubuk Gong membuang segala barang persiapan pernikahan putrinya ke dalam sungai, termasuk barang-barang bawaan Putra Beginde.

***

Demikian cerita Beginde Lubuk Gong dari daerah Sumatra Selatan, Indonesia. Cerita di atas termasuk kategori dongeng yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah bahwa akibat yang ditimbulkan dari sifat suka berprasangka buruk terhadap orang lain. Dalam kehidupan orang-orang Melayu, orang yang suka berprasangka buruk dapat menyebabkan seseorang bertindak ceroboh. Hal ini ditampilkan oleh sikap Putra Beginde yang percaya begitu saja pada desas-desus yang didengarnya tanpa menyelidiki kebenarannya, sehingga ia pun membunuh Putri Lubuk Gong. Akibat kecerobohannya, ia pun gagal menikah dengan tunangannya dan mendapat hukuman dari ayah Putri Lubuk Gong. Terkait dengan keburukan sifat suka berprasanka buruk terhadap orang lain, dikatakan dalam tunjuk ajar Melayu:

siapa suka berprasangka buruk,

orang melaknat, hidup pun parah

siapa suka berburuk sangka,

alamat hidup akan celaka

(Samsuni/sas/141/05-09)

[1] seraban artinya sebanyak arak-arakan awan di langit.

[2] Rejung artinya kapal besar

DISKUSI


TERBARU


Bubur Pedas

Oleh Sherly_lewinsky | 25 Apr 2024.
Makanan khas Kalimantan Barat

Bubur pedas adalah salah satu makanan khas dari Kalimantan Barat. Biasanya, bubur ini akan dilengkapi dengan berbagai macam sayuran seperti daun kuny...

ANALISIS FENOME...

Oleh Keishashanie | 21 Apr 2024.
Keagamaan

Agama Hindu Kaharingan yang muncul di kalangan suku Dayak sejak tahun 1980. Agama ini merupakan perpaduan antara agama Hindu dan kepercayaan lokal su...

Kue Pilin atau...

Oleh Upikgadangdirantau | 20 Apr 2024.
Kue Tradisional

Kue pilin atau disebut juga kue bapilin ini adalah kue kering khas Sumatera Barat.Seperti namanya kue tradisional ini berbentuk pilinan atau tamb...

Bika Panggang

Oleh Upikgadangdirantau | 20 Apr 2024.
kue tradisional

Bika Panggang atau bisa juga disebut Bika bakar merupakan salah satu kue tradisional daerah Sumatera Barat. Kue Bika ini sangat berbeda dengan Bika...

Ketipung ngroto

Oleh Levyy_pembanteng | 19 Apr 2024.
Alat musik/panjak bantengan

Ketipung Ngroto*** Adalah alat musik seperti kendang namun dimainkan oleh dua orang.Dalam satu set ketipung ngroto terdapat 2 ketipung lanang dan we...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...