Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta
Bedhaya Kuwung-Kuwung
- 28 Desember 2018

Bedhaya Kuwung-kuwung adalah salah satu karya tari klasik gaya Yogyakarta dan menjadi salah satu karya pusaka di Keraton Yogyakarta. Dalam lirik Kandha, disebutkan bahwa bedhaya Kuwung-kuwung lahir pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII (lahir 4 Februari 1839, naik tahta 13 Agustus 1877). Selain itu disebutkan pula dalam lirik Sindenan di dalam awal tarian seirama gendhing Kuwung-kuwung, ”...murweng gita, Kaping sapta,Sayidina Nungsa Jawa Adiningrat...”, Artinya,....telah siap perhelatan, (Sultan) yang ke tujuh, pemimpin bangsa Jawa Adiningrat. Daftar gerakan tari berupa deskripsi, pola lantai, dan pencocokan dengan gending beserta siklus gongannya – menggunakan naskah yang ada di Keraton Yogyakarta, yaitu Naskah K.159d-B-S 42, berisi naskah-naskah Cathetan Beksa Ringgit Tiyang, Bedhayasarta Srimpi, pada naskah beksa Bedhaya Kuwung-kuwung (halaman 51–60). Bedhaya Kuwung-kuwung lahir dan dipergelarkan pada masa perubahan besar dunia pendidikan bagi kaum pribumi, yang ditandai dengan pertumbuhan seni-budaya yang makin terbuka dan demokratis, serta dukungan bagi kemajuan pergerakan kebangsaan di era Sultan Hamengkubuwono VII. Kata ”kuwung” dalam Kamus Bahasa Jawa (2001:439) dimaknai sebagai (1) kuwung, jegong melengkung kaya wanguning wajan Lsp; Kekuwungen keluwihan kuwunge; (2) kuwung, glodog ut bolongan kanggo pasangan glathik Lsp; (3) kuwung (kuwungkuwung), kluwung; (4) kuwung, kekuwung KN teja; sorot; nguwung (ngenguwung) sumorot; mawa sorot. (artinya: 1. Kuwung, lengkung sebagaimana terlihat pada lengkung wajan penggorengan; kekuwungen, terlalu lengkung, 2. Kuwung, lubang yang digunakan untuk sepasang burung gelatik.3. Kuwung-kuwung, pelangi. 4. Kuwung, kekuwung, cahaya, sinar. Nguwung atau ngenguwung, bercahaya, bersinar penuh).

Bedhaya Kuwung-kuwung juga diartikan sebagai deskripsi ”keindahan pelangi” untuk menggambarkan keindahan bedhaya sekaligus melambangkan cahaya keindahan di bawah kepemimpinan Hamengkubuwono VII, kepemimpinan yang terpayungi ”aura tujuh warna indah”.

Rangkaian tarian bedhaya Kuwung-kuwung terbagi dalam beberapa rangkaian: Pertama, seluruh bagian dalam tarian ini, yakni para niyaga dan warang-waranggana siap di antara instrumen gamelan, duduk di belakang instrumen gangsa, menghadap Dalem Ageng; para penari bedhaya berdiri berjajar dari arah kiri memasuki pendhopo. Keprak menjadi tanda dimulainya tarian dengan diiringi lirik Lagon Pelog Barang Wetah yang ditambah dengan iringan aksentuasi beberapa instrumen saja, utamanya gender dan rebab. Setelah selesai lagon pertama, kemudian dikumandangkan gending Gati Helmus, berderam diimbuh debur snar drum yang berderap penuh getar bak langkah prajurit, yang terpadu dengan pola tiupan terompet dan tabuhan mantap gagah berkharisma. Kedua, para penari telah duduk rapi berjajar dalam formasi awal bedhaya, berjajar di garis tengah sebanyak lima penari; sementara itu dua lainnya berjajar dekat di belakang; serta dua lainnya duduk berjajar berada di depan. Saat formasi duduk awal ini sudah terbentuk, gending Gati Helmus berhenti dan langsung disusul Lagon Pelog Barang Jugak. Ketiga, setelah sesembahan dhodok, sembilan penari mulai berdiri dan bergerak merambati nada irama gamelan dalam gerak sambungmenyambung di antara begitu banyak ragam tari bedhaya dan teknik pencapaian estetiknya.

Bedhaya Kuwung-kuwung tidak saja indah menawan, tetapi juga sarat makna berikut pesan-pesan moral hidup berkesetaraan, hidup berdampingan, dan saling menghargai. Bedhaya Kuwung-kuwung menjadi bagian penting dalam melestarikan kesenian sebagai bagian dari strategi diplomasi kebudayaan yang mampu mempersatukan masyarakat.

Sumber : Buku Pentapan WBTB 2018

 

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Vila Van Resink
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Vila Van Resink adalah bangunan cagar budaya berbentuk vila yang terletak di Jalan Siaga, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilik awal vila ini adalah Gertrudes Johannes "Han" Resink, seorang anggota Stuw-groep , sebuah organisasi aktif pada Perang Dunia II yang memperjuangkan kemerdekaan dan pembentukan negara demokratis Hindia Belanda. Bangunan tersebut dibangun pada masa pemerintah Hindia Belanda sebagai bagian dari station hill (tempat tetirah pada musim panas yang berada di pegunungan) untuk boschwezen dienst (pejabat kehutanan Belanda). Pada era Hamengkubuwana VII, kepengelolaan Kaliurang (dalam hal ini termasuk bangunan-bangunan yang berada di wilayah tersebut) diserahkan kepada saudaranya yang bernama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi. Tanah tersebut lantas dimanfaatkan untuk perkebunan nila, tetapi kegiatan itu terhenti kemudian hari karena adanya reorganisasi pertanian dan ekonomi di Vors...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Gereja Kristen Jawa Pakem Kertodadi
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pakem Kertodadi adalah salah satu gereja di bawah naungan sinode Gereja Kristen Jawa, yang terletak di Jalan Kaliurang km. 18,5, Padukuhan Kertadadi, Kalurahan Pakembinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Awal mula pertumbuhan jemaat gereja ini berkaitan dengan keberadaan Rumah Sakit Paru-Paru Pakem, cabang dari Rumah Sakit Petronela (Tulung), yang didirikan di wilayah Hargobinangun. Sebelum tahun 1945, kegiatan keagamaan umat Kristen diadakan secara sederhana dalam bentuk renungan atau kebaktian pagi yang berlangsung di klinik maupun apotek rumah sakit yang dikenal dengan nama "Loteng". Para perawat di rumah sakit tersebut juga melakukan pelayanan kesehatan ke dusun-dusun di sekitarnya, yaitu Tanen, Sidorejo, Purworejo, dan Banteng. Menurut Notula Rapat Gerejawi, jemaat gereja ini mengadakan penetapan majelis yang pertama kali pada 21 April 1945. Tanggal tersebut lantas disepakati sebagai hari jadi GKJ Pa...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Situs Cepet Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Situs Cepet Pakem adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Cepet, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan temuan dua buah yoni dan sejumlah komponen arsitektur candi di sekitarnya, situs ini diduga merupakan reruntuhan sebuah candi Hindu dari masa klasik. Lokasinya kini berada di area permakaman umum Padukuhan Cepet, berdekatan dengan sebuah masjid. Benda cagar budaya (BCB) utama yang ditemukan di situs ini adalah dua buah yoni yang terbuat dari batu andesit. Kondisi keduanya telah rusak, sedangkan lingganya tidak ditemukan. Yoni pertama awalnya berada di pekarangan penduduk bernama Pujodiyono, tetapi sekarang dipindahkan di halaman makam. Yoni ini memiliki ukuran relatif besar dengan bentuk yang sederhana, yaitu lebar 134 sentimeter, tebal 115 sentimeter, dan tinggi 88 sentimeter. Bagian bawah cerat yoni tersebut tidak bermotif dan memberikan kesan bahwa pengerjaannya belum selesai. Sementara itu, terdap...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Situs Potro
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Situs Potro atau Pancuran Buto Potro adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Potro, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs ini terdiri atas dua benda cagar budaya (BCB) utama yang seluruhnya terbuat dari batu andesit, yaitu jaladwara dan peripih. Jaladwara di situs ini oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Pancuran Buto, karena bentuknya menyerupai kepala raksasa (kala) dengan mulut terbuka, gigi bertaring, dan ukirannya menyerupai naga. Sementara itu, keberadaan peripih berukuran cukup besar di situs ini menimbulkan dugaan bahwa pernah berdiri sebuah bangunan keagamaan di sekitar lokasi, kemungkinan sebuah candi, meskipun bentuk dan coraknya tidak dapat dipastikan karena minimnya artefak yang tersisa.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Sambal Matah
Makanan Minuman Makanan Minuman
Bali

Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati

avatar
Reog Dev