Bebegig merupakan salah satu kesenian yang berasal dari daerah Sukamantri, Kabupaten Ciamis. Bebegig ini bukanlah bebegig yang biasa digunakan oleh para petani untuk mengusir burung di sawah. Bebegig ini merupakan kesenian yang menggunakan topeng berukuran besar seperti reog ponorogo. Topeng ini terlihat menyeramkan dan gigi terlihat besar.
Bebegig juga dilengkapi oleh rambut gimbal yang berasal dari bubuai atau bunga rotan. Sealin itu, orang yang menggunakan bebegig juga menutupi tubuhnya menggunakan ijuk. Dan orang tersebut menggunakan lonceng yang digantungkan di pinggang balakang yang disebut kolotok. Sehingga saat berjalan menimbulkan suara yang khas. Berat total bebegig ini bisa mencapai 25-60 kg.
Pada zaman dahulu, bebegig yang sudah siap digunakan tidak langsung dipakai. Sebelum pentas dilakukan bebegig dibawa ke makam leluhur untuk melakukan doa dan dari situlah bebegig mulai digunakan. Tetapi hal itu sudah tidak dilakukan pada zaman sekarang. Sekarang bebegig biasa digunakan dari rumah-rumah.
Bebegig ini dapat kita jumpai ketika perayaan HUT RI pada 17 Agustus atau acara besar lainnya. Pada acara tersebut biasanya digelar pawai bebegig. Pawai diiringi oleh bedug dan alat musik tradisional lainnya. Yang mengikuti pawai ini tidak hanya kalangan dewasa, anak anak pun ikut menggunakan bebegig dengan ukuran yang lebih kecil.
Pada saat ini bebegig tidak lagi terlihat menyeramkan. Tidak ada lagi kesan mistis, melainkan menjadi salah satu hiburan bagi masyarakat. Bahkan orang-orang sangat menunggu dan menyaksikan dengan antusias pawai ini. Dan orang-orang menyempatkan berfoto bersama bebegig.
Saat ini kita tidak hanya dapat melihat bebegig di Desa Sukamantri saja. Karena bebegig ini sudah pentas di berbagai daerah Indonesia.
#OSKMITB2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang