Batra merupakan ulat sagu yang hidupnya dalam batang sagu yang sudah membusuk. Ciri khas batra ini adalah warnanya yang putih sedikit krem pada bagian tubuhnya dan hitam pada bagian kepalanya. Masyarakat sengaja menebang pohon sagu dan membiarkannya membusuk agar bisa mendapatkan batra sebagai makanan favorit mereka.
Bagi masyarakat Mentawai, batra adalah makanan yang sangat lezat. Padahal jika dilihat dari bentuknya, seseorang yang belum pernah memakannya akan merasa sangat jijik. Para masyarakat akan mengumpulkan batra sebanyak mungkin kemudian dibawa pulang untuk diolah. Resep masakan yang digunakan masyarakat Mentawai untuk mengolah Batra tentu sangat khas.
Mereka akan mencuci batra hingga bersih lalu dimasak sesuai selera. Ada yang hanya membakarnya menggunakan kecap dan garam saja, ada juga yang mengolahnya menjadi tumisan menggunakan bumbu lengkap seperti bawang merah, bawang putih, cabe, merica, garam dan kecap.
Jika ingin membuatnya menjadi sayur maka berbeda lagi bumbunya. Cara menikmati makanan satu ini memang beragam, sesuai dengan selera masing-masing penikmatnya. Namun bagi yang belum pernah mencoba sebelumnya sebaiknya memakannya dengan cara dimasak.
Para pecinta perut gendut, tahukah ternyata batra ini memiliki kandungan protein tinggi dan nutrisi lain yang didapatkannya dari sari sagu. Beberapa orang juga memilih memakan batra ini secara langsung tanpa proses pengolahan.bagi masyarakat Mentawai hal itu sudah biasa karena semenjak mereka kecil sudah diperkenalkan dengan makanan tersebut sehingga tidak ada lagi rasa jijik.
Menikmati batra paling nikmat menurut masyarakat Mentawai adalah merebus batra hingga mendidih selanjutnya dimakan bersama dengan sagu yang sudah diolah menggunakan bambu dan bumbu lengkap. Batra ini dijadikan makanan utama yang dikonsumsi hampir setiap harinya selama persediaanya masih ada.
http://www.perutgendut.com/read/batra-makanan-terlezat-namun-ekstrim-dari-mentawai/3151
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.