Motif Kain
Motif Kain
Motif Kain Jawa Barat Bandung
Batik Pakuan Pajajaran
- 9 Agustus 2018

askah Carita Waruga Guru (1750-an). Dalam naskah berbahasa Sunda Kuno ini diterangkan bahwa nama Pakuan Pajajaran didasarkan bahwa di lokasi tersebut banyak terdapat pohon Pakujajar. G.P. Rouffaer (1919) dalam Encyclopedie van Niederlandsch Indie edisi Stibbe tahun 1919. Pakuan mengandung pengertian “paku”, akan tetapi harus diartikan “paku jagat” (spijker der wereld) yang melambangkan pribadi raja seperti pada gelar Paku Buwono dan Paku Alam. “Pakuan” menurut Fouffaer setara dengan “Maharaja”. Kata “Pajajaran” diartikan sebagai “berdiri sejajar” atau “imbangan” (evenknie). Yang dimaksudkan Rouffaer adalah berdiri sejajar atau seimbang dengan Majapahit. Sekalipun Rouffaer tidak merangkumkan arti Pakuan Pajajaran, namun dari uraiannya dapat disimpulkan bahwa Pakuan Pajajaran menurut pendapatnya berarti “Maharaja yang berdiri sejajar atau seimbang dengan (Maharaja) Majapahit”. Ia sependapat dengan Hoesein Djajaningrat (1913) bahwa Pakuan Pajajaran didirikan tahun 1433.

Naskah kuno yang dianggap sebagai ensiklopedi orang sunda diantaranya adalah naskah SangHyang Siksakandang Karesian yang ditulis tahun 1518 M. Pada naskah ini berisi tentang pandangan-pandangan dan tata cara kehidupan masyarakat sunda kuno. Masyarakat sunda ternyata telah mengenal batik sudah sejak sekian lama. Tepatnya pada abad ke 12, saat zaman kerajaan sunda dipimpin oleh Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu. Jika dihitung, usia nya sudah cukup tua. Yakni sudah 900 tahun. Sampai zaman prabu siliwangi (1482-1521 M) jumlah banyaknya batik yang sudah dikenal ada sekitar 37 macam. Ini bersumber dari yang disebutkan naskah SangHyang Siksakandang Karesian.
Kira-kira beginilah bunyinya :
“Sarwa lwira ning boeh ma : kembang muncang, gagang senggang, sameleg, seumat saruhun, anyam cayut, sigeji, pasi-pasi, kalangkang ayakan, poleng rengganis, jayanti, cecempaan, paparanakan, mangin haris sili ganti, boeh siang, bebernatan, papakanan, surat awi, parigi nyesoh, gaganjar, lusian besar,kampuh jayanti, hujan riris, boeh alus, ragen panganten ; sing sawatek boboehan ma pangayeuk tanya. (segala macam kain, seperti: kembang muncang, gagang senggang, sameleg, seumat saruhun, anyam cayut, sigeji, pasi-pasi, kalangkang ayakan, poleng rengganis, jayanti, cecempaan, paparanakan, mangin haris sili ganti, boeh siang, bebernatan, papakanan, surat awi, parigi nyesoh, gaganjar, lusian besar,kampuh jayanti, hujan riris, boeh alus, ragen panganten ; segala macam kain, tanyalah pada pangeuyeuk).
Pangeuyeuk adalah istilah zaman dulu untuk seorang ahli tekstil. Sedangkan yang membuat sketsa atau gambarnya disebut patekin. Selain membuat batik tulis, juga sudah dikenal batik tenun. Alat yang digunakan adalah keuntreung.
Dari begitu banyaknya jenis motif batik yang ada, 33 diantaranya dibuat sebelum zaman Padjadjaran. Nama-nama motifnya diantaranya :
Kembang muncang,Gagang senggang, Samele, Seumat Saruhun, Anyam Cayut, Sigeji, Pasi-pasi, KalangkangAyakan, Poleng Rengganis, Jayanti, Cecempaan, Paparanakan, Mangin Haris Sili Ganti, Boeh Siang, Bebernatan, Papakanan, Surat Awi, Parigi Nyesoh, Gaganjar, Lusian Besar, Kampuh Jayanti, Hujan Riris, Boeh Alus, Ragen Panganten, Hihinggulan Rama, Hihinggulan Resi (ada gambar Trisula), Hihinggulan Ratu Binokasih (ada ambar Mahkota), Hihinggulan Nanoman, Kembang Wijayakusuma.
Sedangkan sisanya 4 motif batik lainnya dibuat pada masa Prabu Siliwangi. Catatan resmi tentang siapa tokoh zaman dulu yang mulai memperkenalkan batik, membuat batik, belum diketahui secara jelas. Sebuah sumber menyatakan bahwa pada masa kerajaan pajajaran sudah banyak yang pandai membuat batik. yang dikenal amat terampil membuat batik kala itu antara lain rei sutan pamangku dan istrinya yang bernama Dasimah Arthi Pahrih, Ambhir serta barsama karibnya Silihandju dan anak perempuannya yang bernama Suranti Palihwarthi.

Penulis : Komarudin Kudiya
Sumber : NetSains.Com

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline