Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), batik merupakan kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu. Batik sendiri memiliki corak yang bermacam-macam. Corak-corak tersebut disesuaikan dengan kebudayaan daerah asal batik tersebut.
Cimahi, sebagai sebuah kota administrasi yang diresmikan sejak 2001, memiliki corak batiknya sendiri. Batik tersebut dinamai sesuai dengan nama kota asalnya, yaitu batik cimahi. Ide untuk membuat batik cimahi ini muncul pada tahun 2008 dan baru diperkenalkan secara umum kepada masyarakat pada tahun 2009. Awalnya, ide tersebut muncul dari keprihatinan seniman asli Kota Cimahi terhadap kesenian tradisonal Cimahi. Lalu, dengan bantuan Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Cimahi, diadakanlah kompetisi kesenian yang diikuti oleh tokoh masyarakat, seniman, dan warga lainnya yang nantinya melahirkan 5 motif batik yang diresmikan sebagai motif batik cimahi.
1. Motif Cirendeu
Motif cirendeu merupakan motif yang menggambarkan Kampung Adat Cirendeu. Motif singkong yang terdapat di dalam motif cirendeu menggambarkan bahwa singkong merupakan makanan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat di sana,
2. Motif Ciawitali
Motif yang kedua ini menggambarkan penampakan alam di daerah Ciawitali, Cimahi Tengah. Daerah ini banyak ditumbuhi tanaman bambu.
3. Motif Curug Cimahi
Curug Cimahi merupakan salah satu objek wisata yang menjadi destinasi wisata banyak orang. Hal inilah yang mendorong terciptanya ide untuk membuat batik dengan motif curug cimahi.
4. Motif Pusdik
Terdapat banyak pusat pendidikan militer di Cimahi, sebut saja Pusdikbekang, Pusdikarmed, dan Pusdik Pengmilum. Oleh karena banyaknya pusat pendidikan tersebut, maka terciptalah ide untuk menggambarkan aktivitas-aktivitas pendidikan di pusat pendidikan tersebut.
5. Motif Kujang
Kujang, senjata tradisional Jawa Barat, juga menjadi inspirasi dari lahirnya motif kelima dari lima motif yang dituangkan dalam batik cimahi.
Di Kota Cimahi, terdapat tempat yang khusus untuk mengetahui lebih dalam mengenai batik cimahi. Tempat tersebut bernama Lembur Batik dan terletak di Jl. Jl. Bumi Prima Raya N - 12, Cibabat, Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat. Lembur Batik dapat dikunjungi setiap hari mulai dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Selain bisa membeli berbagai macam produk batik cimahi, kita juga dapat belajar dan melihat proses pembuatan batik cimahi.
#OSKMITB2018
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.