Siapa yang tidak kenal dengan masjid? Tempat orang Islam menjalankan ibadahnya 5 kali sehari dan konon menjadi tempat awa mula peradaban menurut orang Islam. Sekarang sudah banyak masjid-masjid yang dibangun dengan desain modern oleh para arsitek zaman sekarang dan bahan bangunan yang familiar kita ketahui. Pada saat ini, apakah kalian tahu masjid-masjid zaman dahulu ketika tidak ada semen yang menjadi bahan perekatnya adalah putih telur? Salah satunya adalah masjid ini..
Masjid Sultan Riau, berada di pulau Penyengat kota Tanjung Pinang didirikan pada tahun 1832 pada pemerintahan Tuan Muda VII Raja Abdurrahman. Pada awal mula berdirinya masjid ini dibangun oleh rakyat dengan bangunan sederhana dari kayu. Karena tidak mencukupi lagi area untuk solat bagi orang islam setempat, maka atas perintah Raja abdurrahman masjid ini diperluas. Yang unik dari pembagunan ini adalah memakai putih telur sebagai pengganti semen, situasinya juga zaman dulu ya nggak ada semen...
Pada proses pembangunan masjid ini, warga-warga sekitar memberi bantuan pangan seperti beras, sayur dan telur. Karena pembangunan yang lama dan bahan makan yang diberi hanya itu-itu aja, para kuli pekerja merasa bosan dan hanya memakan kuning telurnya saja.. Karena melihat putih telur dibuang begitu saja, maka arsitek yang merancang bangunan masjid ini memliki ide untuk memanfaatkan putih telur agar tidak terbuang sia-sia yaitu menjadi bahan perekat, dicampur pasir dan kapur, untuk menempel batubata yang menjadi tembok dan lantai masjid. Wah, jenius sekali ya...
Ada 2 hal yang kita semua bisa pelajari. Pertama, jangan sia-siakan bahan bahan yang berlebih. Kedua, berfikir lebih luas jangan mentok hanya pada pengetahuan masjid Sultan Riau memiliki campuran pelekat dari telur tetapi sadarlah harga telur saat ini menembus angka 30.000 rupiah per kilonya dan orang-orang zaman dulu yang berbeda 2 abad dengan kita memiliki persediaan telur berlebih hingga dijadikan campuran perekat pengganti semen. Betapa kayanya orang-orang zaman dahulu.
Kurang lebih mohon maap, terima kasih.
#OSKMITB2018
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati
Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.