Garo? Apa pula itu? Garo itu berasal dari bahasa Manado yang arti harafiahnya adalah garuk. Tetapi dalam bahasa Manado atau lazim disebut juga bahasa Manado pasar, kata garo juga identik dengan nggaruk nggaruk irus di wajan. Mengoseng juga bisa termasuk kategori garo. Kadang kadang terdengar orang Manado berkata,”Garo jo tuh sayor” yang artinya garuk (masak) saja sayurnya
Resep ini bisa diaplikasikan pada daging sapi ataupun daging babi atau pun daging celeng. Tidak disarankan untuk daging ayam. Pada foto di artikel ini saya mengaplikasikannya pada daging babi.
kebiasaan saya memasak biasanya untuk daging ataupun ikan, selalu mengawalinya dengan melumurinya dengan air perasan jeruk nipis atau lemon cui dan garam. Dan jika tidak ada jeruk, bisa diganti dengan air asam. Dan jika air asam juga tidak ada, maka saya suka mengantinya dengan cuka masak dan tentu saja tetap ditambahkan garam. Daging/ikan dilumuri sepertii itu untuk menghilangkan bau amisnya. Dan itu sudah menjadi syarat utama saya dalam memasak.
Sementara untuk lada hitam. Saya lebih memilihnya menggerus kasar, karena saya memang pencinta lada hitam. Dan menurut saya lada hitam yang digerus kasar, cita rasanya lebih ‘sesuatu’ jika dibandingkan dengan lada hitam bubuk. Yaa itu selera saya, Dan silahkan anda memilih cara menghaluskannya menurut cita rasa anda sendiri
Bahan
Cara Membuat:
Bisa dibeli di:
Sumber:
https://aneka-resep-masakan-online.blogspot.co.id/2015/12/resep-daging-garo-lada-hitam.html
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang