Menurut cerita rakyat daerah Magelang yang berbentuk dongeng. Dongeng adalah cerita khayal. Yang diceritakan dalam dongeng tentu saja tidak benar-benar terjadi. Meskipun demikian, dongeng banyak manfaatnya. Dongeng berfungsi untuk menghibur. Pengarang dongeng menghibur pembaca atau pendengar. Selain menghibur, dongeng juga memberi pendidikan, terutama pendidikan moral.
Dongeng sangat digemari, baik oleh anak-anak maupun oleh orang tua. Buktinya, dongeng berkembang terus. Dongeng yang semula lokal seperti dongeng Kancil menyebar secara Nasional. Artinya, dongeng yang semula beredar di daerah tertentu ternyata menyebar dan dikenali masyarakat secara nasional. Bahkan dongeng-dongeng seperti Cinderela, Pinokio, Putri Salju mampu berkembang ke seluruh dunia.
Cerita rakyat yang berbentuk dongeng itu sampai sekarang masih hidup dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat masih lestari di berbagai daerah. Demikian pula di Magelang, Jawa Tengah, tempat Candi Borobudur dibangun. Sampai sekarang masih dapat ditemui cerita rakyat tentang asal mula nama Candi Borobudur.
a. Legenda Borobudur
Legenda adalah dongeng yang berkaitan dengan nama suatu tempat (Kota, Gunung, Sungai, dan lain–lain). Ceritanya dicari-cari yang pada akhirnya menjadi sebab munculnya nama tempat yang di ceritakan.
“Cerita dari zaman dahulu yang bertalian dengan peristiwa-peristiwa sejarah” ( Poerwadarminta, 1984 : 578 ).
Pada jaman dahulu Pulau Jawa tanahnya sangat tandus sehingga tidak bisa untuk bercocok tanam. Kemudian penduduk mencari seorang sakti namanya Syehk Subakir agar membantu menyuburkan tanah yang gersang itu menjadi tanah yang gembur. Dengan harapan agar penduduk bisa bercocok tanam.
Syehk Subakir terus berdoa siang dan malam. Sampai suatu saat dia mendapat wangsit (bisikan gaib), yang memberi harapan, Sesuai dengan wangsit yang diterimanya, pagi-pagi Syehk Subakir mendaki gunung Tidar. Dari puncak Tidar, ia berjalan mundur ke arah Selatan. Pelann tetapi langkah-langkahnya pasti. Lepas tengah hari, punggungnya menabrak sebuah bangunan yang kokoh menyerupai sebuah bukit. Bangunan itu seluruhnya terbuat dari batu. Siapa yang membangun? Syek Subakir juga tidak tahu. Yang ia ketahui dari wangsit, disitu ada tempat yang amat mujarab untuk berdoa. Syek Subakir lalu berdoa siang malam agar Pulau Jawa subur makmur.
Aneh bin ajaib dalam waktu yang tidak terlalu lama tanda-tanda bahwa doanya terkabul sudah tampak. Hujan muali turun. Mula-mula hanya hujan gerimis lama-lama menjadi hujan deras. Hujan deras yang sering turun itu menyebabkan Pulau Jawa menjadi subur. Oleh karena kegiatan berdoa yang dilakukan Syek Subakir dibangunan itu dimulai dengan berjalan mundur maka bangunan itu diberi nama berjalan mundur, lama-lama menjadi Bermundur, dan akhirnya Borobudur. Itulah ceritanya, mengapa candi besar itu diberi nama Borobudur.
b. Nama Borobudur
Banyak penjelasan mengenai nama Borobudur. Salah satunya menyatakan bahwa nama asli Borobudur ialah Bhumi Sambhara Budhara. Nama itu dari bahasa sansekerta yang berarti ’bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan bodhisatwa’. Penjelasan lain mengatakan, Sambhara Budhara itu mempunyai arti’gunung (bhudara) yang di lereng-lerengnya terletak teras-teras’. Selain itu, ada yang mengatakan bahwa menurut etimologi rakyat, kata borobudur berasal dari ucapan ” para Budha” yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur.
Penjelasan lain, borobudur berasal dari dua kata, yaitu bara dan beduhur. Kata bara konon berasal dari kata vihara yang berarti ’biara’atau’asrama’atau’kompleks candi’. Kata beduhur artinya’ tinggi’ ( dalam bahasa bali beduhur berarti ’diatas’ dan bahasa Jawa dhuwur berarti ’tinggi’ ). Jadi, Borobudur dapat diartikan’ sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi (bukit)’.
Sumber: http://harymahar.blogspot.com/p/blog-page.html
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang