Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Kediri
Asal Usul Kota Kediri Jawa Timur
- 13 Juli 2018

Kabupaten Kediri adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintahan berada di Kediri meskipun pemindahan pusat pemerintahan ke Pare telah lama direncanakan dan bahkan sekarang dibatalkan. Akhirnya pada saat ini ibu kota Kabupaten Kediri secara de jure berada di Kecamatan Ngasem. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Jombang di utara, Kabupaten Malang di timur, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung di selatan, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo di barat, serta Kabupaten Nganjuk di barat dan utara.

Kabupaten Kediri memiliki luas wilayah 963,21 km² dengan 26 kecamatan.

Pada zaman dahulu, di daerah yang sekarang disebut Kediri, berdirilah sebuah kerajaan besar. Nama Kerajaannya adalah "Kerajaan Medang". Salah satu rajanya yang terkenal bernama Prabu Airlangga beliau berasal dari Bali. Beliau menjadi Raja Medang setelah menikah dengan putri dari Raja medang sebelumnya

Pada Saat usia Prabu Airlangga sudah tua, ia ingin menjadi pertapa dan tahta Kerajaan Medang akan diserahkan pada putri Dyah Sangramawijaya anak dari permaisurinya yang hanya seorang. la adalah seorang putri yang cantik jelita. Namun, sang Putri menolak tahta tersebut, sang putri lebih memilih menjadi pertapa daripada menjadi seorang ratu yang bergelimang harta, sang putri akhirnya menerima restu dari ayahnya untuk menjadi pertapa. Putri Dyah Sangramawijaya bertapa di Goa Selomangleng dan merubah namanya menjadi Dewi Kilisuci.

Karena sang putri menolak pemberian tahta, maka Prabu Airlangga lalu berkeinginan menyerahkan tahta kerajaan pada putranya yang berasal dari selir. Masalah pun muncul lagi, karena sang selir memiliki dua orang putra. Kedua putranya bernama Raden Jayengrana dan Raden Jayanagara. Prabu Airlangga bingung jika harus memilih salah satu diantara mereka, karena jika dipilih salah satu, akan menimbulkan iri hati bahkan peperangan nantinya.

Diutuslah Empu Baradha orang kepercayaan sang Prabu untuk pergi ke Bali dengan tujuan meminta tahta kerajaan milik Prabu Airlangga di Pulau Bali untuk diberikan kepada salah satu putranya. Ternyata tahta raja milik Prabu Airlangga di Bali sudah diberikan kepada adik prabu Airlangga yang bernama anak Wungsu.
Rencana sang Prabu gagal lagi.
 

Asal Usul Kota Kediri Jawa Timur
Lambang Kabupaten Kediri
Sumber: https://www.google.co.id/


Kerajaan Medang dibagi dua dan Asal Usul Sungai Brantas
Melihat sang Prabu yang sedang bersedih, Empu Baradha mengajukan solusi atas permasalahan pelik tsb. Setelah mendapat restu dari Raja, Empu Baradha terbang sambil membawa kendi berisi air. Dari atas, sang Empu bisa melihat secara jelas batas-batas kerajaan Medang, setelah sampai tepat ditengah-tengah kerajaan medang, beliau mengucurkan air kendinya untuk menjadi batas, membagi dua kerajaan Medang. Air yang jatuh ke tanah dari tumpahan kendi itu mendadak menjadi sungai, sungai itulah yang di sebut Sungai Brantas.

Kerajaan Medang sebelah timur di beri nama kerajaan Jenggala dan diserahkan pada Raden Jayengrana! sedangkan bagian barat sungai diberi nama Kerajaan Kediri dan diberikan pada putraku Raden Jayanagara.

Sejarah Kediri
Sejarah berdirinya Kabupaten Kediri bisa dikategorikan dalam beberapa fase. Fase pertama di mulai pada jaman kerajaan yang dipimpin oleh Airlangga. Airlangga yang waktu bergelar CRIMAHARAJA RAKELAHU CRILO-KESWARA DHARMAWANGSA AIRLANGGA ANANTA WIKRAMA-TUNGGADEWA telah berhasil menyatukan daerah-daerah kerajaan Dharmawangsa yang telah pecah-belah akibat pengaruh Sriwijaya.

Sesuai dengan kehidupan orang Hindu, Airlangga ingin memenuhi kewajibannya yaitu menjadi pertapa, dan sebelum mengundurkan diri pada tahun 1041 ia membagi kerajaanmenjadi dua bagian untuk kedua putranya.

Adapun pembagian kerajaan sebagai berikut : 

  • Bagian Timur: Kerajaan Jenggala denga ibukota Kahuripan meliputi daearah Surabaya, Malang dan Besuki.
  • Bagian Barat: Kerajaan Panjalu atau Kadiri meliputi daerah Kediri, Madiun dengan ibukota Dahapura.

Ketika Airlangga menjadi pertapa, Ia dikenal dengan nama JATIWINDRA atau MAHARESI GENTAYU hingga akhir hidupnya tahun 1049. Abu jenasahnya dimakamkan dilereng Gunung Peanggungan.

Fase kedua adalah dimana Kerajaan Kadiri bermula. Seusai era kerajaan Jenggala, berdirilah satu kerajaan bernama Panjalu dan terkenal dengan nama Dhaha, letak ibukotanya kira-kira di kota Kediri sekarang ini. Pada pertengahan abad ke-11 mulailah sejarah kerajaan Kadiri, dengan SRI JAYAWARSA sebagai raja pertama yang memerintah pada tahun 1104-1115 M.

Raja Kadiri terakhir adalah KERTAJAYA yang memerintah pada tahun 1185-1222 M, ia memerintah dengan sewenang-wenang hingga timbul pemberontakan yang melemahkan kerajaan. Seperti pertentangan-pertentangan antara Kertjaya dengan golongan Pendeta.

Golongan Pendeta menyingkir ke Tumapel (Ken Arok) dan selanjutnya mengadakan pemberontakan. Penyerangan Tumapel (Ken Arok) pada tahun 1222 telah meruntuhkan kerajaan Kadiri, mulailah tahta kerajaan diduduki oleh Ken Arok dan Kerajaan dipindah ke Singosari.

Dalam masa kepemimpinan kerajaan Singosari, yang di pegang oleh Kertanegara, terdapat beberapa keberhasilan yang bisa diraih dalam pemerintahan Kartanegara tersebut, seperti : 

  • Mempersatukan Nusantara
  • Pembinaan menjadi Negara Maritim yang teguh
  • Membantu perkembangan agama Syiwa dan Budha
  • Dengan berkembangnya kekuasaan Singosari, hal ini menimbulkan kecurigaan negara-negara sekitarnya, lebih-lebih kerajaan Mongol (Cina) dibawah Kaisar Kubilai Khan, yang ingin merebut tanah air kita.

Fase berikutnya masuk sejak dikuasainya Nusantara oleh pemerintahan Hindia Belanda.
Pada tahun 1906, berdasarkan Staasblad no. 148 tertanggal 1 maret 1906, mulai berlaku tanggal 1 April 1906 dibentuk Gemeente Kediri sebagai tempat kedudukan Resident Kediri, sifat pemerintahan otonom terbatas dan sudah mempunyai Gemeente Road sebanyak 13 orang, yang terdiri atas 8 orang golongan Eropa dan yang disamakan, 4 orang Pribumi (Inlander) dan 1 orang Bangsa Timur Asing, dan berdasarkan Stbl No. 173 tertanggal 13 Maret 1906 ditettapkan anggaran keuangan sebesar f. 15.240 dalam satu tahun, pada tanggal 1 Nopember 1928 berdasarkan Stbl No. 498 menjadi Zelfstanding Gemeenteschap mulai berlaku tanggal 1 Januari 1928 (menjadi otonom penuh).

Setelah Belanda menyerah kepada Jepang pada tanggal 10 Maret 1942, maka Kota Kediri pun mengalami perubahan pemerintahan. Karena wilayah kerja Gemeente Kediri yang begitu kecil dan tugasnya sangat terbatas oleh pemerintah Jepang daerahnya diperluas menjadi daerah kota sekarang daerah Kediri Shi dikepalai oleh Shicho.

Kediri Shi terdiri dari 3 Son dikepalai oleh Shoncho Son itu terdiri dari beberapa Ku dikepalai Kucho Pemerintahan Kediri Shi dipimpin oleh seorang Shicho (Walikotamadya) tidak saja menjalankan pemerintahan otonomi tetapi juga menjalankan algemeen bestuur (Pemerintahan Umum). Hanya di bidang otonomi tidak didampingi oleh DPRD. Wewenang penuh ditangan Kediri Shicho.

Setelah menyerahnya Jepang kepada Sekutu, habislah sejarah Pemerintah Jepang di Kediri, maka Pemerintah beralih kepada RI. Mula-mula walikota Kediri didampingi oleh Komite Nasional Kotamadya, kemudian daerah berkembang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

 

Sumber: https://betulcerita.blogspot.com/2016/07/asal-usul-kota-kediri-jawa-timur.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU