Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Tengah Purbalingga
Asal Usul Desa Bojong
- 14 Juli 2018

Dari berbagai sumber yang telah ditelusuri dan digali asal usul desa Bojong dimulai dari abad ke – 18 atau jaman kerajaan Mataram atau lebih tepatnya pada waktu perang Diponegoro melawan Belanda.

Ketika jaman perang antara P. Diponegoro melawan Belanda, P. Diponegoro menggunakan taktik gerilya yang bermarkas di Gua Selarong , dan markas tersebut digempur oleh Belanda yang mengakibatkan P Diponegoro dan prajuritnya lari tunggang langgang berpencaran . Dalam pelarian tersebut, daerah yang dituju sebagai tempat pelarian adalah daerah sekitar Selarong sampai juga ke barat sungai Progo.

Pada waktu itu P Diponegoro dan pengikutnya terbujung – bujung dari kejaran Belanda dan karena kecapaian maka berhentilah P Diponegoro di suatu tempat. Untuk mengenang kejadian tersebut maka tempat itu kemudian dinamakan Bojong yang artinya dikejar-kejar.

 

Asal Usul ( Legenda ) Desa Bojong

Cikal bakal desa Bojong sendiri adalah dari kisah Kyai Tirto Kusumo atau Kyai Supingi yang mempunyai kesaktian dapat berhubungan dengan makhluk halus, makhluk halus ini diceritakan berwujud Kerbau berwarna kuning yang dinamakan Kebo Kuning. Cerita tersebut dimungkinkan ada hubungannya dengan kisah jaman dahulu, yaitu ada seorang tokoh sakti bernama Mahesa Jenar dengan senjata pusaka Nogo Sosro Sabuk Intennya.

Kyai Tirto Kusumo dimakamkan di wilayah Kedung Kuning, di daerah sekitar bantaran Sungai Serang. Tempat tersebut juga menjadi tempat tinggal makhluk halus Kebo Kuning piaraanya dan sampai saat ini menurut sumber yang bisa dipercaya Nogososro Sabuk Inten juga masih ada di desa Bojong.

Alkisah Kebo Kuning tersebut diminta oleh Kyai Tirto Kusumo untuk membajak tegal / sawah yang dulunya adalah desa Bojong masih banyak yang berujud tegal dan sawah agar siap ditanami, karena kesaktiannya, maka permintaan tersebut dapat dilaksanakan dalam waktu semalam saja.

Ada kisah bahwa apabila masyarakat sekitar melihat penampakan Kebo Kuning di Sungai Serang, maka menandakan akan ada bencana jebolnya tanggul Sungai Serang. Masyarakat boleh percaya atau tidak percaya, tapi pernah terbukti pada tahun 1963 Bp. Darmoi Wiyono yang dulu menjabat sebagai seorang perangkat desa yaitu Kepala Bagian Kemakmuran, melihat Kebo Kuning tersebut, di tahun yang sama tanggul sungai Serang jebol.

Kyai Tirto Kusumo setelah meninggal kemudian dimakamkan di makam Madanom, Gentan, Depok, Tayuban yang Termasuk makam Madanom, Gentan, Depok dan Tayuban dulunya masih masuk dalam satu wilayah desa Bojong sampai kira-kira tahun 1950-an. Kemudian karena kepadatan penduduk dan pemekaran wilayah maka pecah menjadi 3 desa yakni desa Depok, desa Tayuban dan desa Bojong sendiri.

Asal Usul ( Mitos ) Desa Bojong

Ada lagi tokoh yang ada di desa Bojong yaitu Kyai Fakih Jamal yang diabadikan menjadi nama bendungan air Pekik Jamal ceritanya dimulai pada jaman penjajahan Belanda adalah tokoh yang merintis dibangunnya bendungan air di Sungai Serang, walaupun belum permanent.

Bangunan tersebut dibangun kembali pada jaman penjajahan Jepang dengan menggunakan kerja paksa. Tokoh ini juga dimakamkan di makam Madanom Gentan. Tokoh ini muncul setelah Kyai Tirto Kusumo.

 

Sumber: https://desabojong.wordpress.com/2010/09/09/sejarah-legenda-dan-mitos-desa-bojong/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline