Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Barat Indramayu
Asal-Usul Desa Banjar Dengan Cerita 41 Monyet Kutukan Yang Melegenda
- 10 Juli 2018
Banjar adalah nama tempat yang berada di daerah Bulak Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu. Banjar juga dikenal dengan nama Kebuyut Banjar, yang sampai sekarang terkenal dengan keranya. Menurut cerita orang tua dulu, kera atau monyet yang ada di Kebuyut Banjar tersebut merupakan penjelmaan orang. 
 
Dikisahkan pada jaman dahulu kala ada lima kerajaan yang berkuasa di daerah tersebut yaitu : 
  1. Pagusten Pangeran Suryanegara (dari Cirebon) 
  2. Pagusten Mangkunegara (Adik Pangeran Suryanegara) yang bertempat tinggal di desa Sleman.
  3. Pangeran Kartanegara, bertempat tinggal di Kampung Karangkendal, 
  4. Pangeran Martanegara, bertempat tinggal di Gunungjati 
  5. Pangeran Patmanegara, bertempat tinggal di Wanacala (Sebelah timur Cirebon). 
Di antara ke lima pangeran itu Pangeran Suryanegaralah yang paling berkuasa dan yang paling mempunyai kesaktian. Daerah yang dikuasainya yaitu sebelah barat Bulak, kedungwarak Bungkak, Kesambi Jamprah, Kedung, Tanahanila (Alas Sewu), sebelah timur Kedungwungu, Kedung Tambi, Sudimampiran, Cangkingan, Kedokan Utara, dan Jempatan Petakan.
 
Situs Buyut Banjar (Dok. Didno)

D Jembatan Petakan inilah terdapat sungai Longgagastina. Sungai dulu sebagai sarana transportasi, irigasi dan juga untuk cuci dan mandi. Maka Pangeran Suryanegara memiliki keinginan untuk memperbesar dan menggali sungai tersebut. Pangeran Suryanegara akhirnya mengerahkan rakyat dari seluruh daerah kekuasaanya untuk bekerja membuat kali Longgagastina tersebut. 
 
Pangeran Suryanegara mengutus Nyi Ayu Kelir dari daerah Kedokan agar bisa bekerja bersama-sama dengan utusan dari kerajaan lainnya untuk membuat sungai tersebut. Salah satunya adalah utusan dari Kedokan mengerahkan 41 orang yang dipimpin oleh Ki Ratim. 
 
Utusan ini kemudian datang dan menghadap Pangeran Suryanegara dengan maksud menghadiri pembuatan kali tersebut. Tapi sayang mereka datang terlambat karean sungai yang dimaksud sudah selesai dibuat, maka Pangeran Suryanegara sangat marah melihat mereka terlambat datang. Semua utusan termasuk pemimpinnya Ki Ratim dimarahi oleh Pangeran Suryanegara dan menyebutnya sebagai pemalas, dan tidak mau mentaati perintah raja. 
Gerbang Makam Buyut Banjar (Dok. Didno)
Kemudian dia pun mengatakan “untuk apa kalian datang ke sini kalau Sungai Longgastina sudah selesai dibuat?” demikian ungkap Pangeran Suryanegara. Dia berbicara seperti itu karena kecewa dan marah dengan keempat puluh satu utusan tersebut hingga akhirnya dia secara tidak sadar mengeluarkan kata-kata kutukan. 
 
Kamu semua mulai saat ini bukan manusia lagi, tetapi semuanya adalah Kunyuk (monyet) dan sebagai tempat tinggalmu saya beri nama Kibuyut Banjar. Mulai saat ini kamu menempati tempat ini, dan disinilah kamu tinggal untuk selama-lamanya secara turun temurun. Kamu hanya dapat makan dari orang yang mempunyai khaul atau dari orang-orang yang lalu lalang di jalan itu, dan kamu wajib memintanya” demikian kata Pagusten Pangeran Suryanegara. 
 
Setelah Pangeran Suryanegara mengucap kata-kata kutukan tersebut, maka keempat puluh satu utusan tersebut berubah wujud menjadi monyet. Seketika itu pula gerak-gerik dan kelakuan utusan dari Kedokan pun berubah layaknya monyet sungguhan. 
 
Begitulah riwayat manusia menjadi monyet atau kera, yang sampai sekarang kera-kera tersebut akan tetap berjumlah 41 ekor yang dipimpin oleh seekor kera yang bertindak sebagai ketuanya yakni Ki Ratim dari Kedokan. 
 
Menurut cerita masyarakat yang ada di sekitar Bulak, jika ada monyet yang meninggal maka salah satu keturunannya akan tinggal dengan monyet-monyet yang ada di Kibuyut Banjar dan jumlahnya akan tetap 41 ekor. 
 
Maka tidak heran kebiasaan orang Indramayu terutama dari kampung, pada setiap lebaran tiba biasanya banyak pengunjung yang datang ke Kibuyut Banjar sambil membawa nasi dan makanan lainnya dengan maksud memberi makan terhadap kera-kera yang ada di Kibuyut Banjar. 
 
Mereka percaya bahwa mereka sebenarnya adalah penjelmaan manusia. Itulah cerita rakyat dari daerah Indramayu tepatnya cerita tentang Kibuyut Banjar yang ada di Desa Bulak Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu yang hingga saat ini, cerita rakyat ini masih tetap lestari. 
 
Dikutip dari Buku Sejarah Indramayu karya H.A Dasuki.
 
Sumber: https://www.bloggermangga.com/2017/10/asal-usul-desa-banjar-dengan-cerita-41.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline