Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Budaya Lokal Indramayu Jawa Barat Indramayu
Asal Mula Anjing Jangkung

Asal Mula Ki Buyut Anjing Jangkung

     Kalimat Ki Buyut Anjing Jangkung berasal dari kata “Anjing” dan “Jangkung” jika diartikan dalam bahasa Indramayu artinya adalah anjing yang tinggi. Menurut legenda Daerah Indramayu, cerita anjing jangkung ini adalah hal yang keramat dan dipercaya sebagai hewan peliharaan yang sakti mandraguna milik Raja Sumedang, kenapa cerita anjing jangkung ini bisa terkenal di Daerah Indramayu? Mari kita simak

     Menurut cerita legenda Indramayu, pada zaman dahulu diceritakan di Daerah Indramayu terdapat sebuah kerajaan yang sangat besar, mempunyai seorang raja yang masih muda dan mempunyai ambisi yang sangat kuat, salah satunya yaitu ambisi untuk memperluas wilayah kerajaannya serta kekuasaannya. Raja Kerajaan Indramayu seorang bujangan, ia belum beristri, begitu juga dengan Raja Kerajaan Sumedang, ia juga seorang bujangan. Dari situlah timbul suatu ide licik dari Raja Indramayu untuk memperluas wilayah dan kekuasaannya.

     Raja Indramayu menemukan ide yang ia rasa sangat pas dan efektif, lalu ia memerintahkan adiknya untuk belajar menari topeng dan ia mengubah penampilan adiknya menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Setelah adiknya mahir menari topeng, giliran prajurit-prajurit kerajaannya yang diperintahkan untuk belajar memainkan alat musik gamelan untuk selanjutnya mereka dibuat seolah-olah menjadi sebuah kelompok musisi tradisional dengan adik sang raja sebagai pemeran utamanya, yang sudah didandani begitu cantik seperti bunga-bunga desa.

     Waktu sudah dipersiapkan matang-matang oleh Sang Raja akhirnya tiba, mereka yang sudah bersiap-siap lalu berangkat ke Sumedang untuk menjalankan perintah Sang Raja Indramayu, kelompok musisi tradisional Kerajaan Indramayu datang mendatangi panggilan dari desa-desa di daerah Sumedang untuk menampilkan sebuah tarian topeng khas Indramayu, hingga akhirnya kelompok musisi Kerajaan Indramayu pun terkenal di daerah tersebut. Hal ini membuat Raja Sumedang penasaran, seberapa baguskah penampilan kelompok musisi tersebut, akhirnya Sang Raja Sumedang mengundang kelompok musisi Indramayu untuk tampil di hadapannya.

      Setelah itu, Ki Patih Sumedang diperintahkan untuk menyampaikan undangan ini kepada kelompok musisi tradisional Indramayu, akhirnya kelompok musisi tradisional Indramayu pun berangkat ke Kerajaan Sumedang, mereka menampilkan tarian topeng semaksimal mungkin, lekuk tubuh tarian sang penari membuat Sang Raja terkesan wajahnya yang cantik jelita menambah senang Sang Raja, pandangannya tak dapat lepas melihat penampilan sang penari. Adik Raja Indramayu memang sengaja menggoda Sang Raja Sumedang, ia selalu memberikan senyuman manis dan juga perhatian lebih pada Sang Raja, hal ini membuat Sang Raja semakin cinta kepada sang penari, ia semakin dibuat jatuh hati kepadanya.

       Setelah pertunjukkan topeng selesai, Sang Raja lama sekali tidak bertemu sang penari mulai resah hatinya, ia tidak bisa tenang karena selalu saja tersirat pikiran tentang sang penari, ia sangat rindu akan kehadiran sang penari sampai-sampai ia susah makan dan tidur, akhirnya ia mengutus Ki Patih untuk menyampaikan lamaran kepada sang penari untuk menjadi istrinya dan bagaimana jawaban dari sang penari? Ya, ia setuju dan bersedia menjadi istrinya dengan perjanjian wilayah kekuasaan Kerajaan Sumedang yang berada di dekat Indramayu harus menjadi milik Daerah Indramayu, dan raja pun menyetujuinya asalkan sang penari tersebut menjadi istrinya.

         Setelah perjanjian tersebut disahkan dan sang penari resmi menjadi istri dari Raja Sumedang, seperti layaknya pengantin baru, mereka terlihat mesra, bahagia, damai, dan selalu bersama. Tetapi, jika sang raja bertanya kapan kita mempunyai keturunan, sang penari selalu saja mengalihkan topik dan tidak mau membahas hal tersebut. Akhirnya, karena rasa penasaran, Sang Raja mulai memperhatikan dengan jeli gerak-gerik istrinya, dan ia sangat terkejut saat mengetahui bahwa istrinya ternyata bukan seorang perempuan. Merasa dibohongi, akhirnya Raja Sumedang memutuskan untuk perang dengan Kerajaan Indramayu, Raja Sumedang meminta perjanjian wilayah dibatalkan dan meminta balik daerah kekuasaannya, tetapi Raja Indramayu tidak mau kalah, ia tetap tidak mau melepaskan wilayah yang sudah didapatkannya, akhirnya karena Raja Sumedang mempunyai hewan peliharaan yang dianggap sakti mandraguna bernama “Anjing Jangkung” akhirnya mereka dilepaskan untuk menyerang pasukan Kerajaan Indramayu, dengan adanya anjing ini membuat pasukan Kerajaan Indramayu menjadi kewalahan melawan pasukan Kerajaan Sumedang.

       Untungnya, datanglah Ki Sapu Jagat Geden Panganjang, Ki Geden mengeluarkan jimat pusaka andalannya bernama “Sapu Jagat” yang membuat perang semakin ramai, saat anjing jangkung menyerang pasukan Indramayu mereka semua dilawan dengan kekuatan sapu jagat ini, badan anjing jangkung dibuat terpental kesana dan kemari, salah satunya di “langgenan” yaitu sebuah dataran tanah yang tinggi, tempat matinya anjing jangkung Raja Sumedang. Akhirnya Raja Sumedang kalah, ia dan rakyatnya memutuskan untuk pindah wilayah, sampai sekarang “langgen” menjadi tempat peziarahan yang terkenal di daerah setempat.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline