|
|
|
|
Arti Kedatangan Harimau di Mandailing Tanggal 05 Jan 2019 oleh Roro . |
Harimau adalah binatang yang amat dihormati bagi masyarakat Mandailing. Bahkan di desa-desa yang dekat dengan hutan, biasanya orang takut menyebut kata harimau. Orang sering mengatakan dengan sebutan “Ompungi”, yang artinya kakek atau buyut. Kata nenek moyang batak Mandailing, jika kita berani mengatakan kata harimau walaupun sedang bercerita, itu sama dengan mengundang ompungi ke kampung kita. Tapi nenek moyang Mandailing mengakui bahwa harimau ini cukup beradat. Dia tak akan mengganggu orang yang tak adasalahnya. Dan telah banyak orang yang bercerita, bila ia ketemu dengan harimau. Kita lebih baik diam dari pada lari. Karena jika kita berlari, dia akan beranggapan kita punya salah. Tapi kalau kita diam dengan memandangi wajahnya. Kita usahakan agar kening kita terbuka waktu berhadapan dengannya. Dia akan pergi pada akhirnya. Dia tak akan mengganggu. Apalagi kata nenek moyang Mandailing, ada dikening manusia, tulisan tuhan yang harimau tak sanggup menatapnya dengan lama. Karena itu ia akan pergi. Dan adatharimau ini, nampak juga ketika musim durian di tanah Mandailing. Jika kita sedang menjaga durian di malam hari. Menjaga dengan maksud agar kita mengumpulkan durian yang runtuh di malam hari. Sebaiknya kita jangan mengambil semua hasilnya. Kita meninggalkan sebagian untuk harimau. Kalau tidak, dìa nantinya akan mengaum dari balik rimba. Tapi demikian juga sebaliknya. Bila harimau ini yang sampai duluan ke tempat harimau yang runtuh. Diapun tak akan mengambil semua. Dia akan meninggalkan bagian kita. Begitulah beradatnya harimau ini. Dan ada lagi banyak cerita tentang harimau di Mandailing. Kata sesepuh Mandailing, jika ada harimau masuk kampung. Biasanya karena telah ada seseorang yang berbuat dosa di kampung tersebut. Contohnya bila telah ada yang berbuat zina di satu desa. Biasanya harimau akan berkeliaran di desa itu selama hampir seminggu. Semua orang yang tinggal di perkampungan, tahu tentang hal ini. Begitulah beradatnya harimau di Mandailing, Sumatera Utara. Tapi seiring meluasnya daerah perkebunan.Dan maraknya perburuan liar. Harimau seakan tidak punya tempat lagi. Mereka sudah hampir punah Cerita cerita harimau atau ompungi, mulai hilang dari bibir penduduk mandailing. Yang memperdulikan cerita cerita ini, hanya di kampung yang amat terpencil sekarang. Sementara di desa yang mulai modern, sudah mengabaikan cerita ini. Tapi sebaiknya cerita ini kita anggap sebagai cerita budaya di tanah Mandailing. Betul atau tidak, inilah cerita nenek moyang Mandailing Indonesia.
Sumber : https://panyabungan.page.tl/Sekilas-Cerita-Rakyat.htm
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |