Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Produk Arsitektur Sumatera Utara Kab. Karo
Arsitektur Istana Raja Simalungun
- 28 April 2015

Ciri khas dari bangunan istana raja Simalungun di Pematang Purba adalah lantai rumah yang tinggi serta tanduk kerbau bertengger di atas bubungan atap. Bentuk bangunan demikian itu telah berlangsung turun temurun seperti yang pernah dibuat oleh nenek moyang jaman dahulu. Setiap bagian dari struktur bangunan mengandung makna simbolis yang bertolak dari kepercayaan dan adat istiadat. Bentuk bangunan yang unik, ragam hias yang mempesona dan peninggalan sejarah lainnya, membuat istana raja Simalungun menarik untuk dikunjungi.

Memasuki kompleks istana raja Simalungun yang luas akan dijumpai berbagai bentuk banunan yang mempunyai fungsi berbeda-beda. Melawati pintu masuk dapat dijumpai Balai Butu yang berfungsi sebagai rumah penjagaan, Rumah Bolon yang berfungsi sebagai tempat tinggal raja, Balai Bolon, jambur¸ dua buah Pattangan, losung dan Rumah Jungga.

Balai Buttu yang terletak di pintu masuk selain berfungsi sebagai rumah jaga juga dimanfaatkan sebagai tempat tidur anak-anak muda dan juga para tamu. Pada dinding bangunan dipasang jerejak tegak lurus yang ditopang papan tebal. Dimaksudkan agar mudah melihat ke luar untuk mengawasi orang masuk atau musuh yang datang.

Sedang Rumah Bolon merupakan bangunan rumah adat yang terbesar dalam kompleks instana ini. Rumah Bolon hanya diperuntukan bagi raja. Rumah lainnya kendatipun sama besar dan megah tidak dapat diebut rumah Bolon apabila dihuni oleh orang yang bukan raja.

Arsitektur rumah Bolon masih mempuyai kesamaan bentuk dengan rumah Batak Toba di Tapanuli dan rumah adat Karo. Perbedaannya hanya terdapat antara lain apda tiang penyangga yang terbuat dari kayu-kayu bulat pada rumah Bolon bagian belakang (besika dalam bahasa Simalungun). Bentuk serupa tidak terdapat pada semua rumah adar yang ada di daerah lain di Sumatera Utara.

Pada salah satu sudut rumah Bolon terdapat pula sepasang bohibohi yang diwujudkan oleh seniman dalam benruk manusia raksasa, yang merupakan lambing keramahan serta waspada terhadap roh-roh jahat. Bagian lain seperti tiang penyangga serambi yang dibentuk segi tiga, tanduk kerbau yang dipasang pada bubungan serta ornamen yang indah tampak menyatu secara keseluruhan. Kalau diperhatikan dari batu penyangga sampai puncak bubungan tampak pula bentuk yang kokoh sehingga dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama.

Bagian kiri dan kanan bangunan rumah Bolon dilengkapi dengan serambi bertingkat yang dibuat simetris. Di tengah-tengah ada anak tangga yang berjumlah ganjil. Menurut mitos orang Batak bilangan tangga yang genap tidak akan memberi berkat bagi si penghuni ru¬mah.

Ventilasi udara dibuat menyerupai jerejak yang ditopang papan tebal dengan ragam hias yang mempesona. Sedang pada bagian be¬lakang tidak dilengkapi pintu melainkan hanya sebuah jendela un¬tuk sekedar melihat ke dalam.

Kolong Pengawal
Jika diperhatikan secara keseluruhan bentuk rumah Bolon ter¬diri dari dua buah bangunan yang digabung menjadi satu, sehingga menjadi ruang depan yang disebut lopou dan ruang belakang (ru¬ang dalam) yang diperuntukkan bagi para isteri raja.

Pada ruang depan terdapat kamar raja yang berbentuk rumah, atapnya terbuat dari papan dan menyatu dengan dinding penyekat yang berukir. Di bawah pintu terdapat sebuah kolong yang khusus dibuat untuk pengawal. Di kolong tersebut pengawal bersiaga untuk menjaga keselamatan dan melayani raja bila ada keperluan. Misalnya untuk memanggilkan salah satu isteri. Konon para pengawal ini di¬kebiri untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.

Kamar raja dilengkapi pula dengan tempat duduk yang disebut hotak. Tempat ini dipergunakan pada saat raja berbincang-bincang dengan hulu balang, panglima atau pun tamu-tamu dari kerajaan lain. Di tengah ruang depan berdiri sebuah tiang yang dihiasi dengan beraneka ragam hias dan sejumlah tanduk kerbau. Tiang ini disamping berfungsi sebagai penyangga juga sebagai lambang hubungan antar manusia dengan Tuhan. Dari jumlah pasangan tanduk kerbau dapat pula diketahui berapa orang raja telah dinobatkan dan meme-rintah. Sebagai pelengkap di lokasi rumah ini dibuat pula tugu yang memuat nama-nama raja yang pernah memerintah.

Tidak jauh dari rumah Bolon terdapat Balai Bolon yang ber¬fungsi sebagai balai sidang dan musyawarah bagi para penegak hu¬kum. Pada salah satu sudut tampak pasungan yang dipergunakan pada waktu pesakitan diadili. Mengenai bentuk Balai Bolon ini ham¬pir sama dengan bentuk rumah bolon hanya saja tiang penyangga¬nya terbuat dari kayu-kayu yang tumpang tindih.

Bangunan lain yang terdapat di kompleks istana raja Simalungun adalah bangunan yang disebut dengan Jambur. Jambur di Simalu¬ngun berbeda dengan jambur di tanah Karo. Jambur yang berdiri di istana Simalungun dibuat bertingkat. Di atas dipergunakan se¬bagai tempat tidur sedang dibawah sebagai kandang kuda.

Dapat juga disaksikan dua buah bangunan yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan bangunan lainnya. Bangunan ini disebut Pattangan. Bentuknya mirip dengan dangau di sawah. Dari dua buah bangunan ini sebuah diperuntukkan bagi putri raja pada waktu me-nenun atau menganyam tikar, sebuah lagi di peruntukkan bagi raja untuk berbincang-bincang di waktu senggang.

Istana raja Simalungun juga dilengkapi dengan bangunan losung. Pengertian losung dalam bahasa Indonesia adalah "lesung" yang di¬pergunakan sebagai alat menumbuk padi. Lobang lesung selalu di¬buat ganjil sesuai dengan kepercayaan orang Batak. Losung di Pe¬matang Purba ini dibentuk sedemikian rupa menyerupai gambaran seekor kuda.

Sedang rumah Jungga merupakan rumah adat yang biasanya di¬huni oleh orang biasa atau masyarakat kebanyakan. Bentuk arsitek¬turnya sangat sederhana. Dibangun tanpa serambi. Dinding terbuat dari papan yang dipasang tanpa paku, tetapi dijalin dengan tali ijuk sedemikian rupa sehingga membentuk ornamen bintang. Hiasan ini berfungsi sebagai lambang pengusir roh-roh jahat atau setan-setan yang mengganggu ketentraman penghuni rumah.

Melihat dari bangunan yang indah dan kokoh pada tiap-tiap bangunan rumah adat yang terdapat di istana raja Simalungun, me¬rupakan data autentik mengenai kemampuan dan tingginya nilai-nilai yang dijunjung oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Oleh karena itu bagaimana pun rumah-rumah adat semacamnya perlu dilestarikan agar generasi muda kita tidak merasa kehilangan identitas diri. Bagi wisatawan kompleks istana raja Simalungun akan merupakan obyek yang dapat memberi inspirasi baru yang bersumber pada keagungan hasil karya para pendahulu kita.

ARSITEKTUR ISTANA RAJA SIMALUNGUN2.jpg

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline