Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Produk Arsitektur Jawa Timur Kediri
Arca Totok Kerot

Arca Totok Kerot adalah sebuah patung yang berada di Desa Bulusari, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Tepatnya sekitar 2 kilometer dari Simpang Lima Gumul. Arca ini terbuat dari batu andesit, menggambarkan raksasa dengan wajah yang menyeramkan. Jenis arca ini adalah dwarapala, yaitu patung penjaga kuil.

 

Wajah dan bagian ornamen lainnya menunjukkan bahwa Totok Kerot memiliki ciri fisik wanita. Hal ini tidak biasa karena kebanyakan patung dwarapala menunjukkan ciri fisik pria. Arca Totok Kerot ini tingginya sekitar 3 meter. Rambutnya kusut, menutupi bagian punggung atasnya. Semacam tiara yang sekilas seperti tengkorak dapat terlihat di dahinya, yang juga menutupi bagian telinganya. Matanya melotot, seperti sedang marah

Sama halnya dengan patung dwarapala lainnya, Totok Kerot berlutut dengan satu kaki. Lutut kirinya menyentuh tanah, sedangkan lutut kanannya naik, dan tangan kanannya berada di atas lutut kanan. Tangan kirinya menghilang, jadi tidak di ketahui apakah Totok Kerot awalnya memang memegang sebuah gada (tongkat besar) seperti patung dwarapala lainnya. Semua kaki dan tangannya memakai gelang-gelangan. Di lehernya terdapat kalung dari rangkaian tengkorak, biasanya digunakan oleh pemuja Durga atau Siwa. Terdapat semacam rok yang menggantung pada sabuk di pinggangnya.

Patung ini di temukan pada tahun 1981. Pada tahun 2013, dikarenakan rencana pemerintah lokal untuk melebarkan jalan di depan Arca Totok Kerot, penggalian cepat pun dilakukan, sekalian untuk mencari benda arkeologi lainnya di sekitar Arca. Hal ini juga karena biasanya, patung dwarapala di tempatkan untuk menjaga kuil atau situs penting lainnya. Penggalian ini di lakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur.

Penggalian berlangsung selama 6 hari. Tim penggali menggali dengan kedalaman sekitar 1,5 meter di sekitar Arca, di beberapa titik mencapai 4 meter. Meskipun begitu, tidak ditemukan adanya benda-benda arkeologi lainnya. Akhirnya, penggalian pun di hentikan dan lubang-lubang yang ada kembali di tutup. Jalan di depan Arca pun di lebarkan.

Banyak kisah-kisah di kalangan masyarakat yang berkaitan dengan Arca Totok Kerot. Salah satu kisahnya yaitu kisah Putri dari Kerajaan Lodaya yang melamar Raja Jayabaya. Namun, lamaran itu di tolak dan pertempuran pun terjadi. Jayabaya menang dan pada akhirnya mengutuk Putri Lodaya menjadi Arca Totok Kerot.

#OSKMITB2018

Arca Totok Kerot adalah sebuah patung yang berada di Desa Bulusari, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Tepatnya sekitar 2 kilometer dari Simpang Lima Gumul. Arca ini terbuat dari batu andesit, menggambarkan raksasa dengan wajah yang menyeramkan. Jenis arca ini adalah dwarapala, yaitu patung penjaga kuil.

Wajah dan bagian ornamen lainnya menunjukkan bahwa Totok Kerot memiliki ciri fisik wanita. Hal ini tidak biasa karena kebanyakan patung dwarapala menunjukkan ciri fisik pria. Arca Totok Kerot ini tingginya sekitar 3 meter. Rambutnya kusut, menutupi bagian punggung atasnya. Semacam tiara yang sekilas seperti tengkorak dapat terlihat di dahinya, yang juga menutupi bagian telinganya. Matanya melotot, seperti sedang marah

Sama halnya dengan patung dwarapala lainnya, Totok Kerot berlutut dengan satu kaki. Lutut kirinya menyentuh tanah, sedangkan lutut kanannya naik, dan tangan kanannya berada di atas lutut kanan. Tangan kirinya menghilang, jadi tidak di ketahui apakah Totok Kerot awalnya memang memegang sebuah gada (tongkat besar) seperti patung dwarapala lainnya. Semua kaki dan tangannya memakai gelang-gelangan. Di lehernya terdapat kalung dari rangkaian tengkorak, biasanya digunakan oleh pemuja Durga atau Siwa. Terdapat semacam rok yang menggantung pada sabuk di pinggangnya.

Patung ini di temukan pada tahun 1981. Pada tahun 2013, dikarenakan rencana pemerintah lokal untuk melebarkan jalan di depan Arca Totok Kerot, penggalian cepat pun dilakukan, sekalian untuk mencari benda arkeologi lainnya di sekitar Arca. Hal ini juga karena biasanya, patung dwarapala di tempatkan untuk menjaga kuil atau situs penting lainnya. Penggalian ini di lakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur.

Penggalian berlangsung selama 6 hari. Tim penggali menggali dengan kedalaman sekitar 1,5 meter di sekitar Arca, di beberapa titik mencapai 4 meter. Meskipun begitu, tidak ditemukan adanya benda-benda arkeologi lainnya. Akhirnya, penggalian pun di hentikan dan lubang-lubang yang ada kembali di tutup. Jalan di depan Arca pun di lebarkan.

Banyak kisah-kisah di kalangan masyarakat yang berkaitan dengan Arca Totok Kerot. Salah satu kisahnya yaitu kisah Putri dari Kerajaan Lodaya yang melamar Raja Jayabaya. Namun, lamaran itu di tolak dan pertempuran pun terjadi. Jayabaya menang dan pada akhirnya mengutuk Putri Lodaya menjadi Arca Totok Kerot.

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline