Kue Apang Coe adalah salah satu kue tradisional yang berasal dari Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Kue ini memiliki citarasa manis karena terbuat dari gula merah serta ada juga rasa gurih yang didapat dari santan kelapa.
Bahan-bahan: 180 ml santan dari 1/2 butir kelapa 150 gr gula merah, disisir halus 150 gr tepung beras 130 ml air kelapa 75 gr tepung terigu protein sedang 1 sdt bumbu spekuk 1 sdt baking powder 1 lembar daun pandan 1/2 sdt ragi instan 1/2 sdt garam Daun pandan besar untuk takir
Bahan Taburan: 100 gr kelapa, parut kasar 1/4 sdt garam 1 lembar daun pandan
Cara membuat: 1. Rebus gula merah, air kelapa,dan daun pandan. Aduk hingga gula larut. Saring. Takar 215 ml. 2. Tuang sedikit-sedikit ke dalam tepung beras sambil diuleni sampai lembut. Dinginkan. 3. Masukkan tepung terigu, ragi instan, santan, garam, dan bumbu spekuk sambil dikeplok-keplok 15 menit. Diamkan 30 menit. 4. Tambahkan baking powder. Aduk rata. Tuang dalam takir daun pandan. 5. Kukus selama 20 menit dengan api besar sampai matang. 6. Taburan : aduk rata kelapa parut, garam dan daun pandan. Kukus 15 menit sampai matang.
Penyajian: Letakkan Apang Coe di atas piring saji. Taburkan kelapa parut di atasnya lalu sajikan.
( https://dapur-teh-enur.blogspot.com/2015/08/resep-kue-apang-coe.html)
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang