Terletak di ketinggian antara 440-667 meter di atas permukaan laut, membuat suhu Kota Malang terasa sejuk. Terlebih pada malam hari. Karenanya, tidak heran jika masyarakat kota ini memiliki kuliner yang terkait dengan kondisi suhu tersebut. Salah satunya adalah ini, angsle.
Angsle merupakan wedang khas kota apel. Dalam khazanah kuliner Jawa, “wedang” merupakan sebutan untuk minuman panas. Minuman ini biasanya terbuat dari air yang direbus bersama jahe, serai, dan gula Jawa.
Mencicipi angsle, rasanya akan mengingatkan kita pada wedang lainnya dari Jawa, sekoteng. Rasa khas kuah hasil rebusan jahe sangat terasa. Apalagi, angsle pun memiliki isian yang mirip dengan sekoteng. Ada roti, kacang tanah sangrai, kacang hijau rebus, serta aroma daun pandan. Yang membedakan, angsle ditambahkan petulo (putu mayang), ketan putih kukus, dan tape singkong.
Hal lain yang membedakan angsle dengan sekoteng adalah pada kuahnya. Jika kuah sekoteng hanya rebusan jahe, serai, dan gula Jawa, maka kuah angsle ditambahkan santan.
Konon, kuah angsle dibuat hanya dengan menggunakan daun pandan, vanili, dan santan. Jahe tidak dimasukkan karena dianggap akan mengubah rasa. Tapi, karena diberi label “wedang”, kuah angsle pun ditambahkan dengan jahe.
Tempat yang Menyediakan:
Jalan Danau Sentani Raya E19, Madyopuro, Kedungkandang, Madyopuro, Kedungkandang, Kota Malang, East Java 65139
Sumber: http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/angsle-wedang-hangat-khas-malang
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dala...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang