Angklung Sered adalah seni tradisional yang berasal dari Kabupaten Tasikmalaya tepatnya di Desa Balandongan, Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Keberadaan seni tradisional ini sudah sangatlah mengkhawatirkan, banyak anak muda zaman sekarang yang lebih mengenal budaya orang lain dibandingkan budayanya sendiri. Karena itu lah Angklung Sered mengalami perubahan makna.
Angklung Sered dikenal pada masa penjajahan Belanda tepatnya di tahun 1908. Awalnya Angklung Sered digunakan sebagai sarana adu kekuatan antar jawara yang akan memperebutkan daerah kekuasaan. Namun seiring waktu, Angklung Sered digunakan untuk sarana hiburan masyarakat seperti, menyambut tamu - tamu kehormatan atau hajat pernikahan.
Untuk mempermainkan Angklung Sered diperlukan dua kelompok yang masing masing terdiri dari 10 orang atau lebih. Setiap kelompok membentuk formasi seperti ular memanjang dan setiap anggota kelompok saling berpegangan pinggang satu sama lain kecuali anggota yang berada di paling awal . Orang yang berada di paling awal disebut hulu ( pemimpin ) sedangkan orang yang berada di paling akhir dinamakan buntut ( ekor ). Kedua kelompok itu akan saling dorong dan biasanya yang berbenturan fisik adalah pemimpin kelompok yang dibantu oleh anggotanya dengan tidak berhenti memainkan angklung sampai akhirnya salah satu pemimpin kelompok terlepas dari pegangan anggota lainya, maka kelompok itu lah yang mengalami kekalahan.
#OSKMITB2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang