Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Banyuwangi
Alas Purwo
- 15 Februari 2015

Pada zaman dahulu hiduplah raja purwa dan raja mataram mereka berdua merupakan saudara kandung kakak beradik. Raja purwa adik raja mataram tinggal di sebuah kerajaan Purwo yang berada di selatan kota Banyuwangi sedangkan raja mataram tinggal disebuah kerajaan yaitu Mataram Nusa Tenggara Barat.

Raja Purwo memiliki seorang permaisuri yang bernama Saenah ia sangat cantik namun sayang tubuhnya di penuhi dengan penyakit borok, kalau orang jawa menyebutnya dengan sebutan GUDIK. Karena takut menular kemudian Raja Purwo mengusirnya kehutan dari Kerajaan.

Pada suatu hari, Raja mataram mengadakan pesta pernikahan anaknya. Kemudian Raja Mataram menyuruh Prajuritnya Pergi ke Kerajaan Purwo untuk meminta sapi dan kambing yang jumlahnya tidak dapat di hitung karena raja Purwo memiliki kekayaan Alam yang melimpah.

Sesampainya dikerajaan purwo Prajuritpun langsung meminta sapi dan kambing: Purwa: " Ada apa kalian kemari? " Prajurit: "Kami disuruh raja Mataram untuk meminta kambing dan sapi, Raja " Purwa: " Ada pesta apa sehingga kalian datang kemari untuk meminta sapi dan kambing kepada ku? " Prajurit: " Raja mataram mengadakan pesta pernikahan besar-besaran Raja " Purwa: " baiklah akan ku ambilkan "

Kemudian Raja Purwa mengambilkan kambing dan sapi dari hutannya dan ditaruh disebuah BUMBUNG besar (semacam tong). Setelah memberikan apa yang diminta, lalu Raja purwo berpesan: Purwa: " Prajurit " Prajurit: " Sendika Raja " Purwa: " Aku memberikan satu pantangan untuk kalian semua " Prajurit: " Apa itu Raja? " Purwa: " Jangan sesekali kalian membuka BUMBUNG ini sebelum kalian sampai di kerajaan " Prajurit: " Sendika Raja Kami tidak akan membuka BUMBUNG ini sebelum kami sampai di Kerajaan "

Prajurit pun mulai berangkat pulang ke Kerajaan. Namun belum sampai kerajaan mataram, para prajuritpun terhenti langkahnya, karena takut di Tipu oleh Raja Purwa, Mereka pun membuka BUMBUNG itu. Terkejutlah mereka sapi dan kambing yang sangat banyak itupun keluar berloncatan dan melindas semua Prajurit, hingga sesudah itu, para prajurit yang tadinya sangat banyak, hanya tinggal beberapa saja. Karena takut di marahi oleh Raja Mataram karena tidak membawa apa yang dipesankan sekaligus jumlah prajurit yang berkurang, mereka pun tidak berani pulang ke kerajaan.

Sementara itu di kerajaan Mataram, Raja Mataram menunggu hingga larut malam Sampai ia berfikir kalau Prajuritnya tidak di izinkan meminta kambing dan sapi oleh raja purwa. Kemudian raja Mataram pun pergi ke kerajaan Purwo. Sesampainya di kerajaan Purwo: Mataram: " Adik taukah engkau dimana Prajuritku " Purwa: " Bukankah mereka sudah pulang setelah aku berikan sapi dan kambing? " Mataram: " Mereka belum datang ke Kerajaan, bahkan hingga aku sampai di kerajaan ini " Purwa: " Bagaimana bisa? " Mataram: " Apakah engkau tak memberikan apa aku suruh terhadap prajuritku? " Purwa: " Saya sudah memberikannya kak, dengan menaruhnya di dalam sebuah bumbung besar " Mataram: " Aku tidak percaya dengan omong kosong mu itu"

Kemudian terjadilah peperangan yang sangat sengit, beberapa prajurit raja mataram dan raja purwa saling menyerang dan membunuh. Namun, hingga peperangan telah usai, raja Mataram pun kalah dalam peprangan itu. Dalam perjalanan pulang, Raja mataram pun bertemu dengan permaisuri yang bernama saenah yang dulu pernah dibuang oleh raja purwa di tengah hutan yang lebat. Mataram: " Hei kenapa engkau berada di tengah hutan ini sendirian? Bukankah engkau wanita, kenapa engkau berani berada ditengah hutan yang sangat lebat ini? " Saenah: " Raja Mataram? " Mataram: " Iya benar, apakah engkau mengenalku? Siapa engkau wahai wanita " Saenah: " Aku adalah Saenah permaisuri raja purwa" Mataram: " Benarkah engkau ini saenah? Kenapa Engkau berada di tengah hutan ini? " Saenah: " Saya di buang Raja Purwa karena saya memiliki penyakit GUDIK ini Raja. Dan kenapa Raja berada di hutan ini? " Mataram: " Aku habis berperang dengan raja Purwo " Saenah: " Lho ada apa Raja berperang dengan raja Purwa? " Mataram: " Karena ia tidak memberikan kambing dan sapi " Saenah: " Raja mataram kalah? " Mataram: " Benar aku kalah di peperangan itu. apakah engkau mempunyai cara untuk mengalahkan Raja purwa" Saenah: " Anda menyerang dari arah mana raja? " Mataram: " Dari arah barat. " Saenah: " Benar saja anda kalah dalam peperangan itu, karena Raja Purwo menggunakn Ilmu kipas angin dan kelemahan dari kekuatan itu adalah anda harus menyerang dari arah timur. "

Kemudian Saenah pun di ajak di Kerajaan Mataram dan hidup sejahtera disana. Hingga pada hari berikutnya Raja mataram pun mulai menyiapkan prajuritnya untuk berperang lagi dengan Raja Purwa. Sesuai dengan petunjuk saenah, raja mataram pun menyerang melalui arah timur, bersama dengan para prajuritnya, raja matarampun menhabisi semua lini pertahanan kerajaan purwa.

Dalam peperangan yang amat sengit tersebut, raja purwa sangat kualahan melayani serangan yang di berikan terhadapnya dan kerajaannya, hingga kekuatan kerajaan purwa semakin berkurang dan pada akhirnya raja purwa harus menanggung kekalahannya.

Hingga sekarang kerajaan Purwo masih terkenang dan masih ada, namun hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melihat kerajaan ghaib tersebut.

Sumber: http://lukmananakgrajagan.blogspot.com/p/cerita-alas-purwo.html?m=1

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline