Begitu banyak budaya di Indonesia, mulai dari beragam tarian, ritual, makanan, minuman, bahkan cara pengobatan tradisional. Tentunya budaya-budaya tersebut menarik dan sarat makna. Namun, tidak semua budayanya merupakan hal yang masuk akal menurut ilmu pengetahuan. Banyak pula budaya yang akhirnya dianggap mitos. Terutama pada zaman di mana ilmu pengetahuan sudah berkembang pesat seperti saat ini. Walau begitu ada pula masyarakat yang masih memercayai hal yang dikatakan mitos tersebut.
Ilmu kedokteran sudah berkembang pesat di Indonesia, banyak masyarakat yang memercayai dokter dan apabila sakit, orang yang sakit tersebut akan melakukan pengobatan sesuai instruksi dari dokter. Namun, di suku sunda ada mitos menarik soal pengobatan tradisional, yaitu mengobati demam pada bayi dengan mencelupkan ari-ari bayi tersebut ke dalam air hangat, lalu air itu diminumkan pada bayi yang demam tersebut.
Menurut kebiasaan orang sunda zaman dulu, ari-ari tidak boleh dibuang sembarangan dan harus dikubur saat ari-ari itu kering karena dianggap merupakan bagian dari diri bayi yang perlu dihormati. Dikuburnya pun ada aturan tersendiri, tidak boleh sembarangan. Sebelum ari-ari kering, ari-ari disimpan di tempat khusus yang bahannya terbuat dari kain. Kemudian disimpan baik-baik.
Selain untuk menghormati bagian diri bayi, ari-ari tersebut dipercaya dapat menyembuhkan demam sang bayi. Caranya mudah. Cukup siapkan air minum hangat dan ari-ari tersebut. Celupkan ari-ari sang bayi ke dalam air hangat dan biarkan hingga air menjadi dingin. Baru kemudian ari-ari tersebut dikembalikan ke tempat penyimpanannya dan air tersebut diminumkan pada sang bayi. Menurut orang sunda zaman dulu, dengan begitu demamnya akan turun dan bayi tersebut akan kembali sehat. Namun, dengan kemajuan teknologi dan ilmu kedokteran saat ini, rata-rata masyarakat suku sunda sudah tidak melakukan cara tersebut.
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang