Aia Kawa atau Kawa Daun merupakan minuman yang terbuat dari daun kopi yang diseduh dengan air panas, layaknya sebuah teh. Minuman ini berasal dari Sumatra Barat dan muncul pertamakali semasa zaman kolonial Belanda, di mana penduduk setempat dilarang keras mengonsumsi biji kopi. Daun kopi yang akan diolah menjadi Kopi Kawa sebelumnya harus dijemur terlebih dahulu selama 12 jam, kemudian disangrai hingga mengering sempurna.
Buat para penyuka kopi, anda bisa membuat Aia Kawa/Kopi Kawa Khas Minang ini sendiri di rumah. Dibawah ini ada beberapa resep yang dapat dicoba untuk membikin sajian minuman dari daun kopi ini, antara lain:
Resep pertama
Ambil beberapa helai daun kopi yang kondisinya segar dan berumur cukup. Kemudian jemur di bawah sinar matahari langsung selama 2-3 hari tergantung kondisi cuaca. Setelah itu, daun-daun kopi tadi disangrai atau digoreng tanpa minyak. Akhirnya baru deh daun kopi ini siap diseduh memakai air yang mendidih.
Resep Kedua
Petik daun kopi yang usianya tidak terlalu tua atau terlalu muda secukupnya. Tusuk daun-daun kopi tersebut menggunakan sebilah bambu. Lalu bakar agar kandungan air yang tersimpan di dalamnya hilang. Hati-hati saat membakarnya ya. Jangan terlalu gosong karena bisa berakibat pada minuman kopi yang terasa pahit. Setelah kondisinya cukup kering, silahkan remas daun kopi tadi hingga menjadi potongan-potongan yang kecil. Kini saatnya menyeduh daun kopi tersebut menggunakan air panas.
Resep Ketiga
Siapkan daun kopi yang kondisinya paling bagus sehingga mampu menghasilkan minuman yang nikmat. Berikutnya taruh daun-daun kopi ini pada wadah/penampan lalu gantungkan di atas perapian. Setelah daun mengering sempurna, masukkan daun tersebut ke dalam panci lalu tambahkan air secukupnya. Panci tersebut lantas direbus selama 20-30 menit hingga menghasilkan minuman kopi kawa yang berwarna kecoklat-coklatan.
Sumber: resepnusantara.com
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang