KUE satu ini dikenal dengan nama Adee Ie Leubeue atau sering juga disebut Adee Kembang Tanjung. Itulah salah satu penganan terkenal di daerah pesisir Kabupaten Pidie. Karena itu, belum lengkap rasanya mengunjungi Kabupaten Pidie apabila belum mencicipi kue adee ini. Rasanya legit, manis dan maknyus. Biasanya adee dijual dalam kap berisi sepuluh gulungan adee. Kue ini merupakan hasil racikan tangan kaum perempuan di Kembang Tanjung dan merupakan kue yang paling diburu selama bulan puasa dan saat lebaran nanti. Adee ini terbuat dari tepung beras putih, telur, dan gula pasir. Berbentuk pipih, berwarna kuning. Ada yang digulung dan ada pula dijual tanpa digulung, melebar seperti halnya kue talam. “Kue adee ini bisa tahan dari sore sampai sahur,” kata Intan, seorang pedagang adee kepada Serambi.Menurut pengakuan Nanda, pembuat kue adee asal Gampong Ara Blang Gapu, selama bulan puasa ini dirinya mempersiapkan sebanyak 60 kap adee per hari. Per kap berisi 10 adee yang digulung kecil-kecil, dan djual seharga Rp 5.000/kap. “Kalau hari biasa tidak sampai segitu. Saat lebaran biasanya saya dapat pesanan. Itu bisa sampai 100 kap per hari atau lebih. Sebagian besar dipesan oleh pemudik untuk oleh-oleh,” tuturnya. Cerita serupa juga disampaikan Kartini (60) dan Reda (40). Bahkan selama puasa, kedua pembuat adee ini mengaku bisa mendapat pesanan hingga 300 kap per hari. “Kalau hari-hari biasa paling banyak hanya sekitar 50 kap per hari, atau kadang juga tidak sampai 10 kap. Pemasarannya juga tidak seramai bulan puasa,” imbuh Reda. Itulah kue adee di Kembang Tanjung. Memberikan berkah tersendiri selama bulan Ramadhan, termasuk mempersiapkan kebutuhan saat lebaran nanti. Adee, berkah bagi kaum perempuan di Kembang Tanjung.
Alamat dan Kontak Penjual:
The Atjeh Connection Resto & Coffee
Apartemen Slipi, Tower II, Jl. Letjen. S. Parman, Slipi, Jakarta
021 53669585
Sumber :
http://aceh.tribunnews.com/2017/06/08/adee-kembang-tanjung-banyak-diburu
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja