×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual/Tradisi

Provinsi

Kalimantan Barat

Asal Daerah

Suku Dayak Ahe

Adat Pernikahan Suku Dayak Ahe

Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16718231_Cindy Aiko Filbert.

Suku Dayak Ahe adalah salah satu suku yang termasuk dalam rumpun suku Dayak. Suku yang terletak di Kalimantan Barat ini memiliki sebuah tradisi khusus untuk pernikahan.

Ritual pernikahan yang dijalankan oleh masyarakat suku Dayak Ahe berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Sebelumnya, telah ditentukan terlebih dahulu, pihak laki-laki atau perempuankah yang akan menyelenggarakan acara. Menyelenggarakan acara dalam hal ini yaitu menyediakan tempat serta mendanai keseluruhan acara.

Hari Pertama

Hari pertama adalah hari dimana keluarga besar dari kedua pihak pengantin berkumpul di tempat pihak pengantin yang menyelenggarakan acara. Jika pihak laki-laki yang menyelenggarakan acara, keluarga besar pihak perempuan akan datang ke tempat pihak laki-laki. Sebaliknya, jika pikah perempuan yang menyelenggarakan acara, keluarga besar pihak laki-lakilah yang akan datang ke tempat pihak perempuan. Keluarga besar yang datang dan berkumpul juga membawa hadiah bagi pengantin yang berbahagia. Hadiah tersebut dapat berupa bahan-bahan pokok seperti gula dan beras.

Dalam pertemuan ini, terdapat acara makan bersama seluruh anggota keluarga besar. Makanan yang dimakan berupa masakan anggota keluarga, seperti lamang. Lamang adalah pulut (sejenis beras ketan) yang dimasak dalam sebilah bambu. Selagi makan bersama, terdapat bincang-bincang atau obrolan antar anggota keluarga.

Adanya pertemuan antara kedua keluarga besar ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antara kedua belah pihak.

Hari Kedua

Pada hari kedua, berlangsung upacara Nyangahatn, yaitu salah satu ritual religius adat suku Dayak. Upacara ini bertujuan untuk meminta keselamatan bagi kedua pengantin, menolak roh jahat dan membayar kesalahan yang telah dilakukan. Upacara ini dipimpin oleh panyangahatn, yaitu tetua-tetua masyarakat yang khusus (bukan sembarang orang). Kedua pengantin didudukkan di depan para panyangahatn, dengan roba di tengah-tengah mereka.

Roba adalah sebuah perlengkapan yang digunakan dalam upacara ini. Secara singkatnya, roba adalah semacam sesaji yang akan didoakan dan dipersembahkan kepada Jubata (Tuhan). Roba digunakan sebagai simbol suku Dayak untuk mendekatkan diri dengan Jubata.

Biasanya, ada 2 bentuk roba, yaitu mentah dan matang. Roba mentah berupa hewan babi atau ayam yang disembelih di tempat (saat itu juga). Roba matang dapat berupa beras putih atau pulut (beras ketan) yang ditaruh di wadah. Di atas beras, ditaruh uang logam dan benda tajam seperti paku.

Roba yang tersedia akan didoakan dengan bahasa daerah Dayak Ahe oleh para panyangahatn demi keselamatan kedua pengantin dan keluarga. 

Hari Ketiga

Hari ketiga adalah hari kondangan, yaitu datangnya para tamu undangan untuk menyelamati, mendoakan dan merayakan pengantin baru. Para tamu undangan akan dihidangkan beragam makanan sebagai bentuk syukur atas perkawinan pengantin baru tersebut.

#OSKMITB2018

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...