Pada jaman dahulu kala di negeri Aceh, hiduplah seorang gadis berwajah cantik. Si gadis amat menyayangi dan mencintai keluarganya. Begirupun dengan keluarganya, sangay menyayangi dan mencintai si gadis.
Kecantikan gadis tersebut terdengar sampai ke negeri seberang lautan. Seorang pemuda tampan yang berasal dari keluarga terhormat datang ke desa dimana sigadis tinggal. Si pemuda mengajukan pinangannya untuk memperistri si gadis. Si gadis tidak semerta-merta menerima pinangan itu, ia harus berembuk dahulu dengan keluarganya.
“Tampaknya, ia pemuda yang baik dan bertanggung jawab.Sikapnya santun dan bersahaja. Pantas kiranya ia menjadi suamimu.” Kata ayah si Gadis.
Si Gadis akhirnya menerima pinangan si pemuda setelah keluarganya memberi restu padanya.
Pesta pernikahanpun lantas dilangsungkan. Amat meriah pesta itu. Segenap keluarga, kerabat, dan tetangga datang dengan wajah suka cita untuk menjadi saksi pernikahan si Gadis. Setelah beberapa hari tinggal di desa tempat si Gadis berada, si pemuda pun mengajak si Gadis yang telah menjadi istrinya itu untuk kembali ke kampung halamannya di seberang lautan.
Meski telah menjadi istri si pemuda, hati si Gadis sesungguhnya amat berat meninggalkan keluarga dan juga desa tempat tinggaknya itu. Namun dia harus mengikuti ajakan suaminya sebagai tanda kesetiaan dan baktinya pada suaminya.
Sebelum berangkat ayah si Gadis berpesan,” Wahai anakku, tinggallah engkau baik-baik di negeri suamimu. Ingatlah pesanku, selama engkau dalam perjalanan, jangan sekali-kali engkau menoleh kebelakang! Jangan sekali-kali! Jika engkau melakukannya, niscaya engkau akan menjadi batu!”
“Baiklan ayah,” Ujar si Gadis menyanggupi.
Si gadis dan suaminya pun pergi meninggalkan desa itu untuk memulai perjalanan jauh menuju negeri seberang lautan. Dari desa tempat tinggalnya, si Gadis harus menembus kepekatan hutan belantara, mendaki bukit dan menyebrangi danaulaut tawar. Selama dalam perjalanannya si Gadis tetap teguh memegang pesabn ayahhandanya. Sama sekali dia tidak berani menoleh wajahnya kearah belakang. Hingga tibalah keduannya di danau laut tawar. Dengan menaiki sebuah sampan, Si gadis dan suamninya menyebrangi danau di laut tawar.
Beberapa saat sampan itu mengarungi danau Laut Tawar, Si Gadis didera penasaran yang sangat. Ia mendengar sayup-sayup suara Ibunda tercintanya. Suara ibunda tercinta yang memanggil-manggil namanya. Batin dan perasaan sigadis terpecah, antara tetap menjaga pesan ayahnya untuk tidak menoleh dan menoleh untuk memenuhi panggilan ibundanya. Beberapa saat kejadian itu terus berlangsung, sehingga akhirnya si Gadis lebih memilih menoleh untuk memenuhi panggilan dari Ibunya.
Petakapun terjadi. Sesaat setelah si Gadis menolehkan wajahnya kebelakang, seketika itupula tubuh si gadis berubah menjadi batu.
Tidak terkira kesedihan suami si gadis ketika mendapati tubuh istrinya telah berubah menjadi batu. Karena rasa cinta dan sayangnya, suami si gadis berkehendak dapat bersama-sama dengan istrinya. Ia lantas memohon agar dirinya juga dapat berubah menjadi batu. Permohonanpun dikabulkan. Selesai memohon, tubuh si pemuda yang berasal dari negeri seberang itupun berubah pula menjadi batu.
Sepasang batu itu tetap berada di pinggir danau air tawar. Keduanya berdekatan sama seperti kuatnya cinta kasih mereka sebagai suami istri.
Pesan Moral dari Cerita Rakyat Yang berasal dari Daerah Aceh Legenda Sepasang Batu di Tepi Danau Air Tawar adalah:
Kita hendaklah menuruti pesan dan nasihat orang tua. Melanggar pesan dan nasihat orang tua akan merugikan diri kita dan membuat kita menyesal di kemudian hari.
Referensi:
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.